FAJAR, WASHINGTON — Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Matthew Miller mengatakan bahwa mereka telah menghubungi Israel untuk meminta penjelasan setelah serangan udara yang “mengerikan” di Gaza utara dengan lebih dari 20 anak di antara 93 warga yang dilaporkan tewas.
Komentar tersebut merupakan salah satu dari beberapa pernyataan kekhawatiran oleh pemerintahan Joe Biden mengenai situasi kemanusiaan di Jalur Gaza utara.
“Ada laporan tentang dua lusin anak yang tewas dalam insiden ini — tidak diragukan lagi, sejumlah dari mereka adalah anak-anak yang telah melarikan diri dari dampak perang ini selama lebih dari setahun sekarang,” kata Miller dalam jumpa pers, seraya menambahkan bahwa pihaknya belum menerima penjelasan dari Israel atas serangan tersebut dikutip The Times of Israel.
Setidaknya 93 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan IDF terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Beit Lahiya pada hari Selasa. Petugas medis yang dikutip oleh Reuters mengatakan setidaknya 20 anak termasuk di antara yang tewas.
IDF mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka mengetahui laporan tentang serangan udara tersebut dan sedang menyelidiki masalah tersebut. Militer tidak menyangkal berada di balik serangan itu tetapi memperingatkan agar tidak mempercayai jumlah kematian yang tidak diverifikasi yang diberikan oleh otoritas Hamas.
Daerah Beit Lahiya diberi perintah evakuasi awal bulan ini, karena IDF melancarkan serangan baru di kota Gaza utara. Militer juga beroperasi di dekat Jabalia dan Beit Hanoun, karena berupaya untuk meredam kebangkitan aktivitas Hamas di daerah tersebut.