“Tak hanya sampai di situ, harus ada follow up dan pendampingan kepada mereka agar ada keberlanjutan hingga betul-betul mandiri berusaha dan menghasilkan produk yang bernilai jual. Termasuk memfasilitasi sertifikasi halal dan BPOM,” jelasnya.
Selain meningkatkan pendapatan masyarakat,juga bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lainnya.
“Selama ini mereka sekadar diberi bantuan hibah dan pelatihan, setelah itu mereka dilepas. Tidak ada tindaklanjut dan pengawasan ,” tambahnya.
Syamsul juga menyarankan agar ada pengembangan seni dan budaya. Jadi ketika ada tamu nasional atau internasional mereka bisa menyaksikan tari-tarian atau pertunjukkan seni di sana. Selain merawat seni dan kebudayaan, juga memperkenalkan identitas budaya Maros di masyarakat luar.
“Kita bisa berdayakan muda-mudi di sana, agar mereka juga bisa mengenal keseniannya,” tambahnya.
Bupati Maros sebelumnya, AS Chaidir Syam dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu, menuturkan yang harus terus dilakukan adalah bagaimana mengembangkan ekonomi masyarakat di kawasan wisata Rammang-rammang, terutama dalam menggali potensi yang dimiliki masyarakat lokal yang ada di wilayah tersebut.
Pemkab Maros, kata dia, sudah melakukan beberapa kali pelatihan untuk menghasilkan produk-produk lokal yang kira-kira bisa menjadi oleh-oleh di kawasan Rammang-rammang. Termasuk, lanjutnya, pengembangan UMKM terus dilakukan melalui pelatihan-pelatihan untuk menghasilkan produk-produk yang baik.
“Kita sudah bangun tempat untuk UMKM, tetapi memang saat ini masih akan diupayakan agar lebih baik lagi supaya UMKM di kawasan wisata tersebut bisa semakin baik,” ujarnya.