English English Indonesian Indonesian
oleh

Kembangkan Ekonomi Masyarakat Melalui Produk Khas Rammang-rammang

Ada 60 persen warga di dua dusun  yang bermukim di Kawasan Wisata Rammang-rammang terlibat dalam pengelolaan objek wisata tersebut. Selama ini, mereka menyiapkan fasilitas perahu-perahu untuk pengunjung dalam menyusuri sungai pute. Perahu tersebut disewa Rp200 ribu hingga Rp350 ribu.

Tak hanya itu, warga juga mengelola homestay, menjadi pemandu wisata dan membuka kios. Untuk penginapan, ada harga tertentu yang disepakati bersama. Mulai Rp250 ribu per malam, itu sudah paket dengan makan dan minuman.  Namun, ada juga penginapan yang tidak menyiapkan makanan dan minuman.

Hanya saja, sejauh ini masyarakat masih sebatas menyiapkan fasilitas untuk wisatawan saja. Belum ada produk kuliner atau kerajinan tangan khas yang bisa menjadi ikon Rammang-rammang. Padahal, jika  ada produk yang diciptakan masyarakat setempat sebagai oleh-oleh, itu akan menambah pundi-pundi baru masyarakat setempat.

Meskipun ada kelompok masyarakat yang memproduksi keripik dan kue. Hanya saja, produk UMKM yang sempat diproduksi oleh kelompok masyarakat kini tak maksimal lagi.

Pegiat Pariwisata Maros,  Muhammad Ikhwan menuturkan warga setempat sempat memproduksi keripik ikan dan keripik sayur, namun pasca pandemi Covid-19, rumah produksi  pembenahan. Produksi pun ikut terhenti. Warga Desa Salenrang ini mengaku kendalanya saat ini adalah alat produksi yang tidak ada.

“Bantuan ada dari pemerintah tetapi tidak tepat sasaran. Terkadang lain yang diminta, lain juga yang terealisasi,”ujarnya.

Selama ini, lanjutnya, kebanyakan pemerintah memberikan pelatihan-pelatihan pengemasan, diminta mengembangkan produk lokal yang justru sudah diketahui masyarakat. Sehingga, bantuan yang diberikan bukan kebutuhan masyarakat setempat. 

News Feed