English English Indonesian Indonesian
oleh

Menonton “Dalang dan Tongkat” di FTMI: Menyusuri Batas Cinta dan Obsesi

Teater Kampus Unhas (TKU) memukau penonton di Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) XVIII se-Sulselbar dengan pementasan “Dalang dan Tongkat,” sebuah kisah mendalam yang mengeksplorasi cinta dan obsesi dari sudut pandang unik.

Oleh: Zatihulwani – Ummul Asri Ulandari
Makassar

Baruga AP Pettarani Universitas Hasanuddin menjadi saksi Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) ke-18. Salah satu penampilan yang paling dinanti datang dari Teater Kampus Unhas (TKU), yang pada Jumat (25/10/2024) mempersembahkan pementasan berjudul “Dalang dan Tongkat” pukul 14.30 WITA. Pementasan ini berhasil membius penonton melalui kisah yang mengeksplorasi kedalaman cinta dan obsesi.

Disutradarai Bella Aren, “Dalang dan Tongkat” menampilkan narasi yang kuat. Ceritanya berpusat pada seorang wanita yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dan memendam cinta mendalam kepada majikannya yang tunanetra. Namun, kisah cinta ini tidak sekadar romansa; ia berbalut obsesi yang memicu konflik emosional dan ketegangan. Pementasan ini mengajak penonton mengarungi perjalanan emosi yang dalam, di mana batas antara cinta dan obsesi menjadi sangat tipis.

Mahasiswa Agrobisnis Perikanan ini menjelaskan bahwa naskah ini dipilih dengan pertimbangan khusus. Menurutnya, “Dalang dan Tongkat” mengangkat nuansa patriarki yang tidak selalu berpusat pada laki-laki sebagai simbol kekuasaan.

Sebaliknya, karakter perempuan dalam cerita ini menunjukkan bahwa patriarki bisa muncul dalam bentuk obsesi yang mengikat dan mengontrol, bahkan dalam diri seorang perempuan. Konsep dua dimensi dalam pementasan ini—yakni penggambaran dua adegan atau tempat yang berbeda dalam satu kesatuan—juga memberikan perspektif tambahan, sehingga kisah terasa lebih kompleks dan mendalam.

Persiapan untuk pementasan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. “Persiapan sebelum produksi karya berlangsung selama tiga bulan. Dari produksi hingga FTMI, sekitar satu bulan,” ujar Bella.

Pemilihan pemain dilakukan melalui proses casting yang menekankan pada anggota baru TKU. Meskipun naskah asli hanya membutuhkan tiga aktor, tim produksi memperluas peran menjadi delapan untuk memberi kesempatan bagi anggota baru mengasah kemampuan mereka. Namun, menjelang FTMI, beberapa anggota baru mengundurkan diri, sehingga peran mereka digantikan oleh anggota lama TKU.

Seluruh aktor yang tampil dalam pementasan ini berasal dari TKU dan berhasil menampilkan dedikasi serta totalitas, menyuguhkan emosi mendalam dan kekuatan akting yang menggugah. Para pemain sukses menciptakan atmosfer penuh ketegangan yang memikat penonton di Baruga.

Andi Ahmad Raihan, anggota TKU yang berperan sebagai musisi pengiring, menjelaskan bahwa musik pengiring pementasan ini dikomposisikan secara penuh oleh tim TKU, kecuali bagian intro yang mengalami sedikit perubahan. “Musik ini menggambarkan tentang seseorang yang mengalami kesulitan melihat dan sangat membutuhkan kehadiran seorang perempuan untuk membimbing dan menuntunnya,” jelas mahasiswa Sastra Indonesia tersebut.

Melalui “Dalang dan Tongkat,” TKU membuktikan bahwa kisah sederhana bisa menjadi begitu kuat ketika digarap dengan dedikasi dan kecintaan pada seni peran. Mereka tidak hanya menampilkan kisah cinta, tetapi juga mengangkat pertanyaan tentang batas antara cinta dan obsesi serta dinamika relasi yang terjalin di dalamnya.

Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) ke-18 diselenggarakan SPaSI IMSI KMFIB Unhas pada 21-28 Oktober 2024. Di Festival ini menghadirkan tiga juri yaitu, Rachman Saleh atau yang dikenal Rachman Sabur dari Teater Payung Hitam, Luna Vidya seorang aktor, sutradara, dan penulis naskah, dan Eddy Thamrin atau dikenal Yudhistira Sukatanya, seorang sutradara dan penulis naskah. (*)

*Mahasiswa Sastra Inggris Unhas – Magang Fajar

News Feed