English English Indonesian Indonesian
oleh

Pak Menteri, Dua Hari Menjabat, Sudah Tak Bisa Bedakan Urusan Negara dan Pribadi?

Tasyakuran, syukuran kelulusan ponakan, mungkin sampai arisan besar keluarga? Kami paham, mungkin Bapak terbawa euforia, merasa bebas berkuasa setelah jadi menteri. Tapi Bapak tahu, kan, jabatan itu bukan barang mainan? Setiap tindakan Bapak diawasi oleh publik.

Kalau soal sesederhana undangan saja Bapak bisa blunder, bagaimana dengan keputusan-keputusan yang lebih besar di kemudian hari?

Pak Menteri, Negara Bukan Panggung Pribadi

Etika publik itu bukan pajangan, Pak. Sebagai menteri, tugas Bapak melayani masyarakat, bukan memanfaatkan fasilitas negara untuk acara keluarga.

Penggunaan kop surat kementerian untuk urusan pribadi adalah pelanggaran yang mencolok, dan ini bukan pelajaran pertama yang seharusnya Bapak dapatkan dalam dua hari menjabat. Tapi ya, mungkin Bapak anggap ini hal kecil.

Toh, siapa yang berani menegur, kan? Mungkin bagi Bapak, undangan haul ini cuma soal selembar kertas. Tapi di mata kami, ini adalah tanda bagaimana Bapak memandang jabatan yang diberikan.

Sebuah jabatan yang seharusnya digunakan untuk bekerja demi kemaslahatan masyarakat desa, tapi malah diseret ke urusan keluarga Bapak. Kami berharap, mungkin terlalu berharap, agar Bapak segera sadar bahwa negara ini bukan milik pribadi, dan jabatan Bapak bukan sekadar panggung tasyakuran.

Pak Menteri, Fokus di Desa, Bukan di Meja Tasyakuran!

Pak Yandri, ribuan desa di Indonesia sedang menunggu kebijakan yang solutif. Mereka butuh jalan yang layak, akses listrik, air bersih, dan perhatian yang nyata dari pemerintah.

News Feed