English English Indonesian Indonesian
oleh

FTMI XVIII se-Sulselbar di Unhas: Panggung Berbagai Karya, Hidupkan Dialog Antarbudaya

Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) XVIII se-Sulselbar hadir sebagai panggung ekspresi yang memadukan seni dan kesadaran sosial, menjadikan setiap pertunjukan sebagai refleksi dari suara-suara yang sering kali terpinggirkan dalam masyarakat.

ZATIHULWANI – UMMUL ASRI ULANDARI
FIB Unhas

Seni adalah ruang bagi jiwa-jiwa kreatif untuk berkarya, mengekspresikan ide, dan menciptakan kreasi tanpa batas. Seni membuka perspektif baru dan mempertajam kepekaan sosial.

Dalam perannya sebagai panggung estetika sekaligus misi sosial yang lebih besar, Serikat Pencinta Seni Sastra Indonesia (SPaSI) IMSI Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah Festival Teater Mahasiswa Indonesia ke-18 se-Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Ketua panitia, Ardiansyah Badaruddin, menjelaskan bahwa festival kali ini memiliki tujuan yang lebih dari sekadar ajang seni.

“Kami tidak hanya menciptakan ruang bagi para pecinta budaya, tetapi juga berkomitmen untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan dan perilaku di sekitarnya,” jelas Ardiansyah. “Festival ini dirancang dengan konsep aman, nir-sampah, ramah lingkungan, eksklusif, dan bebas dari pelecehan,” tambahnya.

Mengusung tema “Suara Asing,” festival ini mengajak para peserta dan penonton untuk merenungkan berbagai perspektif yang sering kali terpinggirkan atau diabaikan.

Tema ini memberi ruang kepada para seniman untuk mengeksplorasi isu mayoritas-minoritas, keterbatasan akses, diskriminasi struktural, serta perbedaan budaya dan identitas.

Pertunjukan teater menjadi wadah di mana seni dan kehidupan bersinggungan, menghadirkan refleksi mendalam tentang apa yang dianggap sebagai “asing.”

Mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2020 tersebut juga menjelaskan bahwa festival ini diikuti oleh 274 mahasiswa dari berbagai kampus di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Selama beberapa hari, mereka akan menampilkan 14 pertunjukan teater yang bervariasi, masing-masing menampilkan sudut pandang unik dari para pekerja seni.

Berbagai karya ini diharapkan mampu menghidupkan dialog antarbudaya dan memperkaya khazanah seni teater di kawasan ini. Tidak hanya menghibur, pertunjukan-pertunjukan tersebut diharapkan dapat menggugah penonton untuk berpikir kritis dan lebih peka terhadap isu-isu sosial.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas, Prof. Muhammad Ruslin, dalam sambutannya, menyatakan dukungan terhadap festival ini sebagai bagian dari visi pemerintah untuk mendorong kemajuan kebudayaan nasional. “Kami mendukung penuh kegiatan kemahasiswaan yang sejalan dengan visi kebudayaan baru ini,” katanya saat pembukaan Festival di Aula Pro Mattulada FIB Unhas, Senin, 21 Oktober 2024. Hadir dalam pembukaan itu Wakil Dekan I FIB Unhas, Mardi Ardi Amin.

Fakultas Ilmu Budaya kata dia, terus mengembangkan kurikulum yang mencakup seni dan budaya kontemporer, memastikan bahwa aspek akademik dan kemahasiswaan saling melengkapi

Dia juga menegaskan bahwa kebudayaan Indonesia harus terus dikembangkan oleh generasi muda.

“Tidak ada yang lebih mampu mengembangkan budaya kita selain diri kita sendiri,” pungkasnya.

Festival ini adalah bukti nyata komitmen mahasiswa dan seniman dalam menjaga serta memperkaya kebudayaan Indonesia.

FTMI XVIII se-Sulselbar ini menjadi lebih dari sekadar perayaan seni. Ini adalah wujud tanggung jawab bersama untuk memperkaya kebudayaan, menjaga lingkungan, dan menciptakan ruang yang aman bagi semua orang.

Dalam festival ini, seni teater bukan hanya menjadi medium ekspresi, tetapi juga alat untuk mendorong perubahan sosial dan meningkatkan kesadaran lingkungan.

Dengan semangat kolaboratif dan kreativitas yang membara, festival ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menantang kita semua untuk merenungi peran seni dalam kehidupan, masyarakat, dan dunia. FTMI XVIII se-Sulselbar membuktikan bahwa seni dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai suara dan perspektif, menghadirkan harmoni di tengah keragaman.

Perlu diketahui bahwa dalam festival tersebut, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) turut memberikan dukungan. LPS juga menyampaikan bahwa mereka kini telah hadir di Makassar, dengan peresmian Kantor Perwakilan LPS III Makassar yang dilakukan pada tanggal 17 Mei 2024. Kantor tersebut berlokasi di Graha Pena, Lantai 17, Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Makassar. Cakupan wilayah Kantor Perwakilan III Makassar meliputi seluruh wilayah Sulawesi dan sekitarnya. (*)

*Mahasiswa Sastra Inggris Unhas – Magang Fajar

News Feed