Nicke juga menambahkan bahwa keberhasilan biodiesel akan dijadikan model untuk produk gasoline, dimulai dengan produk biofuel E5 yang saat ini telah diperkenalkan di beberapa wilayah Jawa, termasuk Jawa Timur. Implementasi biofuel E5 telah dimulai di beberapa daerah, dan pihaknya berencana untuk meningkatkannya secara bertahap.
Dia menekankan pentingnya kolaborasi dalam transisi energi dan inovasi berkelanjutan. Pertamina membuka peluang kerja sama dengan negara-negara Amerika Latin, khususnya Brasil, untuk mengembangkan program bioethanol.
“Potensi kolaborasi antara Indonesia dan Brasil sangat besar. Kami ingin belajar dari pengalaman Brasil dalam mengimplementasikan bioethanol, mulai dari proses pertanian hingga regulasi dan cara menarik investor. Harapannya, program bioethanol ini dapat mendukung pencapaian target net zero carbon,” tutupnya.
SALA Dialogues dihadiri oleh 150 pelaku bisnis dan praktisi dari berbagai sektor di Asia Tenggara dan Amerika Latin. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kolaborasi global dalam mencari solusi untuk isu net zero carbon dan ketahanan pangan dunia, serta membuka peluang investasi antar negara.
Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui program-program yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), selaras dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam setiap aspek bisnis dan operasinya. (edo)