ASDP juga melanjutkan kampanye “Say No to Calo” untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membeli tiket dari sumber resmi. Pihaknya ingin masyarakat terhindar dari kerugian akibat tiket tidak sah dan praktik calo yang merugikan. Sejak diluncurkan pada 2020, Ferizy menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan jumlah pengguna meningkat dari 438.105 pada tahun pertama menjadi 2,38 juta pada Juli 2024.
“Ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap kemudahan, keamanan, dan kepraktisan yang ditawarkan Ferizy,” jelas Shelvy.
Ferizy kini diterapkan di lebih dari 40 pelabuhan strategis di Indonesia. ASDP juga baru saja memperluas penerapan e-ticketing di tiga pelabuhan baru di Surabaya: Pelabuhan Bawean, Paciran, dan Gresik, sebagai bagian dari transformasi digital layanan penyeberangan. Dia berharap dengan sistem digital yang baru, pengguna jasa akan merasa lebih nyaman dan aman. Sistem cashless yang kami terapkan juga meningkatkan efisiensi layanan.
Sebagai BUMN yang mengutamakan kepentingan umum, ASDP berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Dengan mendorong pemesanan tiket melalui Ferizy, diharapkan perjalanan masyarakat dapat berlangsung lebih teratur, aman, dan nyaman, terutama selama momen besar seperti Natal dan Tahun Baru.
“Kami berupaya agar kepentingan umum terlayani dengan baik. Dengan pemesanan tiket dari jalur resmi, masyarakat dapat menikmati perjalanan tanpa hambatan,” tutup Shelvy. (edo)