English English Indonesian Indonesian
oleh

Revolusi Diskursus: Menghapus Stigma Difabel dalam Perspektif Michel Foucault

Foucault juga membahas proses normalisasi, di mana masyarakat menetapkan standar perilaku. Normalisasi ini tidak hanya mengatur perilaku yang diinginkan, tetapi juga menyingkirkan mereka yang tidak sesuai.

Penyandang difabel sering kali terjebak dalam pandangan bahwa tubuh mereka perlu disembuhkan untuk memenuhi standar tersebut.

Konsep biopolitik Foucault menjelaskan bagaimana kekuasaan mengatur individu dan populasi melalui kebijakan yang mempengaruhi kehidupan dan kesehatan.

Hal ini menciptakan batasan bagi penyandang difabel, mengontrol pandangan mereka terhadap diri sendiri.

Menghapus stigma berarti menentang wacana dominan yang sering menggambarkan difabel dalam konteks patologis. Perlawanan terhadap stigma dapat terjadi dengan menggeser narasi ke pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis hak asasi manusia.

Foucault menekankan bahwa kekuasaan selalu menciptakan ruang untuk resistensi. Upaya untuk menantang wacana dominan meliputi advokasi perubahan kebijakan dan membangun gerakan kolektif yang mendidik masyarakat.

Dengan memperkenalkan wacana alternatif, kita dapat menggeser narasi negatif menjadi lebih positif. Hal ini memungkinkan penyandang difabel untuk menantang norma sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.

Foucault menunjukkan bahwa kekuasaan tidak hanya tentang dominasi, tetapi juga tentang bagaimana pengetahuan dibentuk dan diterima. Stigma terhadap difabel adalah produk konstruksi sosial yang dipengaruhi oleh kekuatan dominan.

Memahami dinamika kekuasaan dan pengetahuan ini memberi kita alat untuk meruntuhkan stigma. Dengan mempertanyakan otoritas yang membentuk norma, kita bisa mendorong perubahan yang lebih adil dan inklusif bagi penyandang difabel.(*)

News Feed