Kusimak orang² yang dipanggil ke jalan Kertanegara, rumah Prabowo. Orang-orangnya memperkuat rancang kabinet Prabowo. Dia masih kuat, meski bukan tiga periode dia memerintah.
Di mana rahasianya dia sekuat itu? Jawabannya saya kirs ialah: Dia tidak merespons pengeritiknya dengan tuturan sekasar tuturan pengeritiknya. Dia “menginstruksikan”(?), demo boleh, dikawal, tapi jangan ada martir. Orasi GB di “sana” belum representasi suara GB kampus di “sana-sini”. Statistik masih menunjuk “angka” mayoritas rakyat menyukainya.
Masihkah saya menunggu people power yang akan menjatuhkannya padahal hari ini memang dia sudah selesai; atau people power yang akan menggiringnya ke penjara, oleh nafsu kebencian kebangsaan yang sudah meluap² sejak sebelum covid-19? Nauzubillah min zalik!
Hemat saya, dalam segenap kelemahan dan kekurangannya, sebagai bangsa yang berbudi luhur, kita tetap berterima kasih kepada Jokowi dan pemerintahannya. Seraya memandang ke depan, kita menyambut presiden dan wakil presiden yang akan dilantik besok.
Beri kesempatan Prabowo-Gibran memulai pemerintahannya dengan langkah awal yang baik. Penciptaan iklim yang tenang, tidak gaduh merupakan langkah awal yang baik. Bersikap kritis terhadap pemerintah seyogianya tetap ada. Semoga saja, pada pemerintahan baru ini, kritik jelas bedanya dengan ejekan. Sebab, kritik, apalagi yang cerdas, akan diperhatikan. Sedang ejekan, lebih baik diabaikan!