“Beberapa tantangan utama dalam pengelolaan maritim mencakup dampak perubahan iklim, penangkapan ikan berlebihan, pencemaran laut, serta konflik kepentingan maritim antar negara,” ungkapnya. Prof. Jamaluddin juga memberikan sejumlah rekomendasi, seperti mendorong kolaborasi lintas disiplin, mengembangkan kebijakan maritim yang inklusif, serta memperkuat kerangka kerja regional.
Stefan Partelow, dalam sesi presentasinya, mendorong para ilmuwan sosial untuk melakukan penelitian dalam bidang pengelolaan maritim yang sesuai dengan tantangan di setiap negara. Ia menegaskan bahwa peran tata kelola (governance) sangat penting dalam merespons berbagai masalah maritim, yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam ilmu sosial, khususnya administrasi publik.
Konferensi ini juga menghadirkan Plenary Speakers lainnya, seperti Prof. Dr. Phil. Sukri Tamma, S.I.P., M.Si. (Dekan FISIP Unhas), Assoc. Prof. Dr. Nor Hafizah Hj. Mohamed Harith (Universiti Teknologi MARA, Malaysia), dan Prof. Jill L. Tao (Incheon National University, Korea). Selain itu, panel sesi dilanjutkan oleh 93 presenter dari berbagai universitas di Indonesia dan Malaysia, yang memaparkan artikel ilmiah mereka dalam 13 panel diskusi.
Konferensi ini juga ditandai dengan penandatanganan kerja sama akademik antara FISIP Unhas dan Fakultas Sains Pentadbiran dan Pengajian Polisi, UiTM Malaysia. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini didukung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar. (*)