Saat ini SPMT melayani bongkar kargo Bulog di beberapa branch, yakni Malahayati, Lhokseumawe, Belawan, Dumai, Tanjung Emas, Tanjung Intan, Jamrud Nilam Mirah, Tanjung Wangi, Balikpapan, dan Makassar.
Selain itu, SPMT juga melayani bongkar impor beras tersebut melalui pelabuhan yang dikelola anak usahanya, PT Pelabuhan Tanjung Priok yang meliputi: Teluk Bayur, Palembang, Panjang, Tanjung Priok, dan Pontianak.
Lanjut Arif, operasi terminal di SPMT berbasis planning and control yang didukung dengan implementasi sistem operasi pelabuhan multi terminal yang terintegrasi disebut PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose).
Sistem aplikasi ini difasilitasi dengan fitur siklus layanan mulai dari perencanaan operasi secara real time, tracking & tracing sehingga membantu dalam monitoring visibility process secara full cycle atas seluruh layanan di terminal nonpetikemas.
SPMT juga terus mengevaluasi kinerjanya sebagai upaya untuk percepatan dan peningkatan layanan bongkar impor beras.
Ada beberapa isu yang mempengaruhi kinerja di antaranya lokasi gudang penerima cukup jauh dengan waktu operasional yang terbatas, ketersediaan jumlah armada truk, hingga intensitas curah hujan yang tinggi.
“SPMT akan berupaya untuk mempercepat layanan dan menguatkan kinerja dengan memadukan kesiapan fasilitas pelabuhan dan gudang penerima,” ucapnya.
“Selain itu, juga akan disusun perencanaan bersama (joint planning) dengan berbagai pihak yang terlibat, serta SLA/SLG setiap kegiatan sebagai jaminan pelayanan. Sehingga diharapkan arus barang dapat berjalan dengan lancar dan kolaborasi ini dapat berkontribusi nyata dalam memperkuat ketahanan pangan nasional,” tutur Arif. (ams)