FAJAR, MAKASSAR — Ribuan murid di SD Inpres Pajjaiang, SDN Sudiang, dan SDN Pajjaiang yang direlokasi sejak Agustus 2024, memutuskan mogok masuk sekolah, mulai Selasa, 15 Oktober.
Para orang tua murid memilih tidak menyekolahkan anak-anak mereka, setelah menggelar rapat bersama komite sekolah pada Senin, 14 Oktober.
Kemarin, sejumlah orang tua murid juga melakukan aksi demo. Mereka berharap Pemkot Makassar melakukan reaksi agar ribuan murid di tiga SD tersebut bisa kembali menempati gedung sendiri.
“Murid-murid tidak nyaman di tempat relokasi. Termasuk guru-guru. Mereka merasa tidak diterima oleh tuan rumah,” ungkap salah satu orang tua murid, Hamdiyani, kemarin.
“Makanya, kemarin kita adakan pertemuan dengan komite sekolah. Dan akhirnya kita memutuskan untuk demo hari ini (kemarin, red) dan anak-anak kami mogok sampai Dinas Pendidikan (Disdik) mengambil langkah, supaya anak kami tidak menumpang lagi di sekolahnya orang,” tegasnya.
Ada beberapa alasan sehingga anak-anak mereka tak mau lagi sekolah jika masih menumpang di gedung sekolah lain. Ancaman teror hingga rentetan surat kaleng, entah dari siapa, cukup mengganggu kenyamanan belajar mereka.
“Wallahualam. Tidak tahu dari mana itu. Apakah itu dari muridnya atau gurunya, atau siapa. Itu berupa surat kaleng, dan itu buktinya disimpan guru,” jelas dia.
Ada juga, perundungan yang dialami murid-murid SD Inpres Pajjaiang yang dipalak oleh murid SD Kalang Tubung. “Makanya kami menganggap, bahwa kami bertamu tapi tidak diizinkan masuk,” sambungnya.