SuarA: Nurul Ilmi Idrus
Jika merujuk pada judul artikel ini, orang bisa secara spontan mengucapkan: “Alhamdulillah” karena berasumsi bahwa setelah sakit seseorang menjadi sehat. Tapi poin artikel ini sebenarnya tidak demikian. Orang menjadi sadar tentang pentingnya sehat setelah mengalami sakit. Ibarat kita baru menyadari arti penting seseorang, jika orang tersebut telah pergi ke tempat lain dan tak kembali, atau bahkan telah meninggal dunia. Seperti hal kesehatan, yang selalu tampak berharga setelah kehilangannya.
Benar juga kata Terri Guillemets, nama pena antologi kutipan Terri A. Woodhull, bahwa “kesehatan adalah hubungan antara kamu dan tubuhmu.” Idealnya, orang yang paling mengetahui tubuh kita adalah diri kita sendiri, seperti halnya kebahagiaan bergantung pada diri kita sendiri, bukan pada orang lain. Oleh karenanya, anjuran untuk hidup sehat selalu menggema segema orang orang yang mengabaikan kesehatan dirinya. Padahal, mengabaikan kesehatan ibarat menabung masalah untuk masa depan, sehingga orang tidak dapat menikmati hidupnya. Menurut Dani Kaizen, pelatih taekwondo yang hobi bersepeda dan penikmat slow running, kenikmatan hidup yang ternikmat di dunia ini adalah sehat karena apapun yang dimiliki di dunia ini tak akan dapat dinikmati jika sakit.
Melakukan check up kesehatan adalah bagian dari upaya untuk hidup sehat, dengan melakukan check up orang dapat mengetahui status kesehatannya. Jika ada sesuatu yang terganggu, maka ini diikuti dengan upaya untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut. Tapi, tidak sedikit orang yang enggan melakukan check up karena menganggap bahwa jika hasil check up menunjukkan adanya gangguan kesehatan, maka itu akan kepikiran dan justru membuat yang bersangkutan menjadi stres dan memicu berbagai penyakit. Artinya, setiap sikap dan perilaku ada konsekuensinya, ibarat hukum karma, siapa menabur, ia menuai.