English English Indonesian Indonesian
oleh

Perlunya Revitalisasi Bahasa Indonesia di Kalangan Generasi Muda

Oleh : Dr. Maria Ulviani, S.Pd., M.Pd. / Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Makassar

Bahasa Indonesia merupakan identitas nasional yang mempersatukan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

 Namun, di tengah era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, bahasa ini menghadapi tantangan besar, terutama di kalangan generasi muda. Mereka lebih banyak menggunakan bahasa gaul, singkatan, dan campuran bahasa asing, yang berpotensi mengikis keutuhan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.

Pengaruh Bahasa Asing dan Bahasa Gaul

Generasi muda kini hidup di era digital yang penuh dengan pengaruh budaya global. Konten media sosial, film, musik, dan permainan daring (online gaming) sering kali menggunakan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Akibatnya, banyak dari mereka yang secara tidak sadar lebih memilih menggunakan kata-kata dalam bahasa asing ketimbang bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari-hari. Misalnya, kata-kata seperti sorry, please, thank you, atau bye sudah menjadi bagian dari percakapan harian yang menggantikan kata-kata bahasa Indonesia seperti “maaf”, “tolong”, “terima kasih”, dan “sampai jumpa”.

Selain itu, penggunaan bahasa gaul atau slank juga makin mendominasi, terutama di kalangan remaja. Bahasa gaul yang dipenuhi singkatan seperti “OTW” (on the way) atau “BTW” (by the way) tidak hanya menggeser penggunaan bahasa Indonesia yang benar, tetapi juga membingungkan mereka yang kurang paham dengan singkatan-singkatan tersebut. Lebih parah lagi, dalam jangka panjang, hal ini dapat menurunkan tingkat literasi berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

News Feed