English English Indonesian Indonesian
oleh

Nobel Perdamaian dan ‘Perang Israel’

Sebagaimana harapan Komite, tahun ini adalah penghargaan yang berfokus pada perlunya menegakkan sikap tabu terhadap nuklir. Dan kita semua bertanggung jawab, khususnya negara-negara yang memiliki senjata nuklir. Mereka yang saat ini — terutama Negara-negara adidaya atom justru memodernisasi dan meningkatkan persenjataan nuklirnya.

**
Bagai bersambut untuk meluapkan rasa keprihatinan mereka Han Kang, penulis Korea Selatan yang memenangi Hadiah Nobel Sastra 2024, menyatakan menolak mengadakan konferensi pers untuk merayakan pencapaian tersebut, mengingat tragedi global yang sedang berlangsung akibat perang Ukraina-Rusia dan konflik Israel-Palestina. Lewat ayahnya Han Seung-won (85), yang merupakan seorang novelis terkenal, Han Kang menyampaikan pesannya, ‘Dengan perang yang semakin intensif dan orang-orang mati setiap hari, bagaimana kita bisa mengadakan perayaan atau konferensi pers?’ Han Kang menegaskan dia tidak akan mengadakan konferensi pers. Han Kang juga melarang ayahnya mengadakan resepsi perayaan di sekolah sastra miliknya. “Saya berencana mengadakan pesta di sini untuk penduduk setempat, tetapi putri saya melarang saya. Dia berkata, ‘Tolong jangan merayakan saat menyaksikan peristiwa tragis ini’,” kata sang Ayah.

**

Sejak itu, Israel menciptakan hari-hari yang mengerikan bagi warga Palestina di Gaza. Hampir 42.000 orang—sebagian besar warga sipil— dinyatakan tewas. Dan hari-hari ini kita menyaksikan tragedi baru yang diciptakan Israel di Lebanon. Sebua genosida yang sudah berlangsung lebih dari setahun. Ke mana negara-negara adidaya yang selama ini meneriakkan Hak Asasi Manusia. Brutalisme dan kehancuran total Gaza dan disusul Lebanon, adalah bukti nyata sudah matinya hukum internasional, hukum humaniter dan kepeduliaan atas sesama yang selama ini digaungkan oleh negara kampiun demokrasi. Apa yang terjadi di Gaza, Lebanon, Ukraina adalah sebuah tragedi yang sangat harus kita herankan, kenapa ia bisa terjadi, dibiarkan dan tidak dihentikan. Pekan lalu ada film Joker: Folie a Deux. Sebuah pribadi yang menebar kebencian yang kemudian bisa dihentikan. Tidak dibiarkan. Tidak seperti Netanyahu. Yang terus menebar ancaman. Dan akhir pekan lalu untuk sebuah negara lain lagi: Iran. ***

News Feed