English English Indonesian Indonesian
oleh

Makassar dan Politik Tata Ruang Ekologis

Oleh: Halim HD
Networker-Organizer Kebudayaan

Dalam waktu dekat, beberapa minggu ke depan pilkada Makassar akan digelar. Pemilihan wali kota Makassar pada November 2024 akan diisi oleh empat cawalkot-cawawalkot. Masing-masing telah mendapatkan dukungan partai.

Waktu yang begitu dekat menjelang pilkada, namun kita belum juga mendengar apa yang sesungguhnya akan disajikan oleh para cawalkot dan pasangannya itu. Sajian pemikiran dari pasangan masing-masing penting untuk didengar oleh warga dan masyarakat. Sebab, warga dan masyarakat tidak ingin membeli kucing dalam karung yang hanya mengandalkan derasnya sajian iklan dan slogan melalui medsos dari timses masing-masing.

Makassar sebagai salah satu kota yang menjadi sumbu politik penting dalam percaturan nasional bisa ikut menciptakan arus lain, seperti yang pernah terjadi ketika suatu pasangan kalah dengan kotak kosong pada periode yang lalu. Sebagai kota yang bukan hanya mencatat dalam sejarah berbagai sisi penting hingga munculnya berbagai rezim di negeri ini, khususnya sejak posreformasi, membutuhkan pasangan pengelola kota yang memiliki visi tentang bagaimana kota dengan bobot sejarah bukan hanya ditimbang dari masa lampaunya saja. Sejarah adalah juga usaha merentang konsep dan visi politik untuk pemajuan kebudayaan dan adab kehidupan masyarakatnya.

Kebudayaan dan peradaban dalam masyarakat senantiasa berada dalam ruang sosial. Dalam kasus Makassar, ketika khasanah tradisi berkembang dengan pesat dan pelibatan warga demikian intensifnya, dan pada saat ketika rasionalitas nasionalisme membingkai suatu kerangka pemikiran seperti yang pernah disodorkan oleh Sukarno kepada seorang seniman muda, Andi Nani Sapada, pada tahun 1950-an, merupakan salah satu bukti, bahwa kesadaran kepada arah sejarah bukan hanya ditentukan oleh pemegang kekuasaan. Kesadaran pemegang kekuasaan yang meletakan kerangka rasionalitas bahwa khasanah tradisi bisa menjadi fondamen melalui berbagai panggung (staging) yang ikut membentuk kohesifitas masyarakat. Melalui itulah kota Makassar memberikan kontribusi, yang juga diiringi oleh kaum seniman lain.

News Feed