MAROS, FAJAR – Krisis air berlanjut di Maros. Sembilan kecamatan dinyatakan kekurangan air bersih.
Pascapenetapan status bencana darurat kekeringan, Pemerintah Kabupaten Maros pun kembali mendistribusikan air bersih ke sejumlah wilayah yang terdampak krisis air bersih. Apalagi sebelumnya pendistribusian sempat terhenti akibat minimnya armada.
Plt Bupati Maros Suhartina Bohari mengatakan ada sembilan armada yang akan digunakan untuk mendistribusikan air bersih setiap hari. Selain armada dari BPBD pihaknya juga akan memobilisasi tiga armada damkar dan satu armada dari Pemprov Sulsel.
“Penyaluran air bersih ini ini dilakukan secara terus-menerus, mudah-mudahan bisa menyelesaikan persoalan kekeringan di Maros,” jelas Suhartina, kemarin.
Saat ini, ada sembilan kecamatan yang kesulitan air bersih. Masing-masing Bontoa, Lau, Maros Baru, Marusu, Mandai, Tanralili, Simbang, Turikale, dan Bantimurung.
Perbup Biaya Tak Terduga (BTT) pun telah disahkan untuk menanggulangi bencanan kekeringan sekaligus penanganan kebakaran di TPA Bontoramba.
Sebelumnya Kepala BPBD Maros Towadeng mengatakan pihaknya tengah berusahan mencairkan BTT senilai Rp100 juta. Sebab, anggaran tahunan senilai Rp30 juta telah habis.
“Kami mengira kekeringan tahun ini tidak sepanjang tahun kemarin, apalagi BMKG menyebut musim kemarau lebih basah sebab masih ada hujan, namun ternyata hanya terjadi di wilayah pegunungan,” pungkasnya. (rin/zuk)