FAJAR, BONE- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone mendorong pengembangan pertanian nilam di Sulsel. Ada 10 desa binaan yang saat ini terus digembleng, tak hanya di Sulsel, tetapi juga di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Saat ini, desa binaan tersebut sudah memproduksi 5 ton nilam dalam sebulan, dengan total income mencapai Rp12 miliar. Desa-desa tersebut antara lain; di Kabupaten Bone ada Desa Manurungnge dan Desa Ulaweng Cinnong. Masing-masing berlokasi di Kecamatan Ulaweng. Lalu, ada Desa Bengo, Kecamatan Bengo. Selanjutnya, di Sulteng ada Desa Analere dan Desa Balasari, masing-masing; terletak di Kecamatan Poleang
Keberhasilan 10 desa binaan tersebut turut dipamerkan di dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 yang digelar pada 9-12 Oktober 2024, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang. Kegiatan ini merupakan pameran produk ekspor terbesar di Indonesia dan IAIN Bone menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang ikut berpartispasi melalui program Desa Sejahtera Astra kerja sama dengan PT. Astra Internasional tbk.
Sekadar diketahui, nilam adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri.Tanaman ini umum dimanfaatkan bagian daunnya untuk diekstraksi minyaknya, dan diolah menjadi parfum, bahan dupa, minyak atsiri, antiserangga, dan digunakan pada industri kosmetik.
Kapus Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM IAIN Bone Syamsuariadi, S.Sos, M.Si, menjelaskan produk nilam adalah produk ekspor dan menjadi kebutuhan dunia. Awal pembinaan petani nilam, kata dia, di tahun 2020. Saat itu, harga minyak nilam hanya Rp350.000/kg namun berkat pendampingan dan melibatkan berbagai stakeholder petani menjadi sejahtera.