English English Indonesian Indonesian
oleh

Bone Deflasi Lima Bulan Berturut-turut

BONE, FAJAR – Bagi konsumen, situasi ini menguntungkan. Namun, dalam jangka panjang, deflasi bisa mengganggu ekonomi.

Saat ini, Kabupaten Bone mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut. Itu mulai terjadi sejak Mei hingga September 2024. Data Oktober belum keluar.

Deflasi merupakan kondisi ketika harga barang dan jasa di suatu wilayah mengalami penurunan secara umum. Jika berlarut-larut, deflasi bisa mengganggu rantai pasok komoditas.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bone, deflasi terjadi akibat oversuplai sejumlah komoditas. Terdapat 10 komoditas yang berperan membuat deflasi. Meliputi ikan bandeng, tomat, ikan kembung, cabai rawit, udang basah, cabai merah, ikan cakalang, cumi-cumi, pisang, dan tahu mentah.

“Jadi ada beberapa komoditas yang menurun di setiap bulannya, tapi berbeda-beda. Yang paling dominan, kan, yang menentukan harga adalah ikan bandeng dan tomat,” ujar Kepala BPS Bone, Asri Lantong, pekan lalu.

“Jadi kayak tomat, ikan, ini produksinya makin banyak dalam beberapa bulan terkahir. Jadi ini cenderung menurunkan harga,” sambungnya.

Ada pula faktor lain seperti penurunan daya beli dari masyarakat. Hanya saja khusus di Bone, tak begitu signifikan dibanding dengan komoditas di atas.

Pantauan FAJAR di Pasar Sentral Lama, Bone sejumlah komoditas dilaporkan mengalami penurunan. Cabai, misalnya, kini di kisaran Rp25 ribu perkilogram yang sebelumnya sempat menyentuh angka Rp35-40 ribu per kilogram.

Kemudian, harga tomat juga terpantau Rp5 ribu per kg, yang mana sebelumnya sempat dihargai Rp7 ribu sampai dengan Rp10 ribu per kg. “Turun memang sekarang harganya kalau cabai dan tomat ini sekarang,” imbuh kata pedagang sayur di Pasar Sentral Lama, Syamsiar.

News Feed