“Waterboom ini nantinya akan menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung dari luar kota, meningkatkan pendapatan daerah. Selain itu, kami berencana membangun sirkuit balap untuk mengakomodasi talenta otomotif lokal, serta sport center yang bisa digunakan untuk berbagai kegiatan olahraga,” jelas Taqyuddin.
Ia juga menambahkan bahwa pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Parepare dan menjadikan kota ini sebagai pusat aktivitas olahraga dan hiburan di Sulawesi Selatan.
“Kami ingin Parepare dikenal tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di kancah internasional. Dengan adanya sirkuit dan sport center, kami yakin Parepare bisa menjadi kota kelas dunia,” ujarnya.
Selama kampanye, warga diberi kesempatan untuk berdialog langsung dengan pasangan calon. Aris, seorang warga Soreang, mengajukan pertanyaan mengenai iuran yang dikenakan kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) setiap Sabtu dan Minggu. Ia berharap adanya kebijakan penghapusan iuran tersebut.
Menanggapi hal ini, Taqyuddin Djabbar menjelaskan bahwa fokus mereka adalah meningkatkan kunjungan wisatawan ke Parepare, yang pada akhirnya akan mendorong perekonomian lokal, termasuk membantu PKL meningkatkan pendapatan.
“Yang menjadi masalah sebenarnya bukan soal membebaskan iuran, melainkan kurangnya pembeli. Dengan program pembangunan waterboom, sirkuit, dan sport center, kami berupaya menarik lebih banyak pengunjung dari luar kota agar mereka menghabiskan waktu akhir pekan di Parepare, sehingga para PKL akan mendapatkan lebih banyak pelanggan,” jawabnya.