“Proses pengembangan produk ini melibatkan berbagai trial and error untuk memastikan nasi jagung instan dapat diolah secara praktis, tetapi tetap mempertahankan kualitas dan cita rasa asli,” kata Supriyanti.
Metode pemasaran produk Loyangku mencakup penjualan dalam jaringan dan luar jaringan. Untuk pemasaran luar jaringan, produk Loyangku ditempatkan di rumah produksi dan beberapa ritel di Banjarnegara dan Purwokerto. Sementara itu, pemasaran dalam jaringan dilakukan dengan memperbanyak saluran penjualan di berbagai lokapasar seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok.
Mayoritas konsumen produk Loyangku berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur. Meskipun belum melakukan ekspor dalam jumlah besar, produk Loyangku sudah mulai merambah pasar Singapura, Arab Saudi, dan Jepang.
Supriyanti berharap apresiasi yang diperoleh dapat memperkenalkan Nasi Jagung Instan Loyangku secara lebih luas serta menginspirasi pelaku usaha lain untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk lokal agar bernilai tambah. “Terima kasih atas apresiasi yang diberikan. Semoga kami dapat menciptakan lebih banyak produk bernilai tambah dan memotivasi pelaku usaha lainnya untuk berinovasi dan melestarikan budaya lokal. Inovasi yang tepat dapat menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga kekayaan budaya kita,” tutupnya. (edo)