Juga berupaya mendorong penambahan luas areal tebu berdasarkan Perpres 40 tahun 2023 sebesar 700.000 hektar.
Saat ini luas areal existiing tebu nasional mencapai 504.776 hektare yang terdiri atas perkebunan rakyat (PR) seluas 298.298 hetare dan perkebunan besar (PB) 206.478 hektare. Sehingga total luas lahan tebu RI akan mencapai 1.204.776 hektare
Kemudian dengan penambahan pabrik gula baru sebanyak 30 unit yang terintegrasi antara kebun dan pabrik. Ini menambah jumlah pabrik gula yang saat ini berjumlah 58 dan dikelola oleh 37 BUMN dan 21 Swasta.
Dengan mendorong ini, maka RI setidaknya dikalkulasi bisa memproduksi untuk kebutuhan nasional hingga 3,4 juta ton untuk konsumsi dan dan 7,2 ton industri. Atau total 10,6 juta ton.
Yang mana jika dikurangi dengan kebutuhan nasional maka setidaknya RI bisa surplus hingga 1,5 juta ton gula.
“Pak Dirut, ini aku titip Pabrik Gula Camming Bone, Takalar. Lakukan yang terbaik di sini,” kata Mentan.
Mentan berpesan, untuk meningkatkan produktivitas tebu, faktor ketersediaan air sangat penting terutama di masa kekeringan seperti saat ini.
“Tidak cukup menggunakan bibit unggul kalau tidak didukung dengan air yang cukup. Jangan biarkan air hujan pergi begitu saja. Pak Dirut, coba bangun embung, tampung air sebanyaknya,” imbuhnya.
Sementara itu ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi menyampaikan bahwa pihaknya akan terus melakukan perbaikan utamanya dalam aspek budidaya agar swasembada gula bisa diwujudkan.