FAJAR, MAKASSAR — Enam Dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi bagian dari dua persen ilmuan yang paling berpengaruh di dunia versi standford University dan Elsevier BV.
Salah satu yang menarik adalah penelitian yang dikembangkan Dosen Fakultas Farmasi Unhas, Prof Firzan Nainu yang melakukan uji coba obat pada lalat dan menjadi yang pertama di Indonesia.
Menurut Prof Firzan, ide tersebut diperolehnya saat berkuliah di Jepang. Menurutnya selama ini uji coba obat selalu dilakukan pada mencit yang memiliki kesamaan 90 persen dengan manusia namun harganya lumayan mahal dan dapat menghabiskan ratusan juta dalam satu kali percobaan obat.
“Ini pula yang kadang membuat harga obat mahal, sehingga saya mencoba mencari alternatif yang dapat memudahkan peneliti dengan biaya yang tidak seberapa sehingga harga obat pun tidak melambung tinggi,” ucapnya saat ditemui disela-sela Konferensi Pers Unhas, Selasa, 8 Oktober 2024.
Menurut Prof Firzan, lalat memiliki kemiripan hingga 75 persen dengan manusia akan tetapi sudah banyak obat yang bisa diujikan seperti obat kanker, obat hati, diabetes, obesitas, kekebalan tubuh, dan masih banyak lagi.
Saat ini, Prof Firzan terus melakukan pengembangan obat dengan lalat sebagai hewan uji coba.
Sekertaris Universitas Hasanuddin, Prof Sumbangan Baja mengapresiasi pencapaian ini. Menurutnya dini adalah bentuk kebermanfaatan Universitas bagi bangsa dengan melahirkan ilmuan dan peneliti yang dapat menghasilkan penelitian yang bermanfaat.
“Keberadaan Universitas haruslah bermanfaat bagi bangsa dan hal ini sesuai dengan beberapa pilar Unhas yakni melahirkan insan cerdas, kemaslahatan, dan tata kelola,” ucapnya