Ketua Bidang Organisasi DPN Apindo Anthony Hilman menuturkan, Apindo harus memberikan masukan terhadap pemerintah dalam memajukan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun 2024 sebesar 5,47 persen, hal ini cukup menjanjikan.
Namun di tengah gejolak ekonomi yang terjadi, yang patut diperhatikan adalah masalah pengangguran terbuka. Sehingga tantangan ke depan adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja yang memadai.
“Ini harus segera diatasi dengan cepat, jangan dibiarkan. Apindo harus mengambil langkah di sini,” akunyan.
Anthony juga menambahkan biaya logistik Indonesia masih sangat tinggi, yakni 23 persen dari PDB. Angka tersebut sangat besar sehingga menyebabkan cost biaya yang tinggi.
Bandingkan dengan negara Asia lainnya. Misalnya Malaysia yang hanya 13 persen, Tiongkok 16 persen, dan Singapur hanya 8 persen. “Kita harus memperbaiki iklim investasi agar bisa menyambut Indonesia emas 2045,” bebernya.
Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulsel, Jufri Rahman menambahkan, Apindo dengan pemerintah daerah tidak bisa dipisahkan. Setiap akhir tahun selalu berdebat dalam penetapan UMR. Di mana serikat pekerja selalu mau naik, tetapi pengusaha selalu bertahan. Di sinilah peran Apindo sebagai perantara.
Jika melihat rasio pengusaha di negara maju jumlah pengusahanya 10 persen dari jumlah penduduk. Sehingga jika digunakan di Indonesia maka jumlah pengusaha di Indonesia harusnya 26 juta karena jumlah penduduknya mencapi 260 juta jiwa.
“Ekonomi kita (Sulsel) pernah tumbuh 7 koma sekian persen, sekarang cuma 4 koma sekian. Namun kita tidak boleh pesimis, karena dengan melihat optimis kita bisa mencapainya,” tutupnya. (edo)