Lahan pertanian di Jalur Gaza mencakup sekitar 150 kilometer persegi, yang setara dengan 41% wilayah tersebut.
Dibandingkan dengan rata-rata tujuh tahun sebelumnya, penurunan produktivitas diamati di 63% lahan hingga Juni 2024.
Data yang diperoleh dari citra satelit tertanggal 18 Juni 2024, menunjukkan berbagai tingkat kerusakan pada area pertanian di lima wilayah utama Jalur Gaza.
Dalam konteks ini, sekitar 75% lahan pertanian di Gaza utara, yang luasnya 31,3 kilometer persegi, mengalami kerusakan, yang berarti luasnya 23,5 kilometer persegi.
Di Kota Gaza, dari 31,5 kilometer persegi lahan pertanian, 69% atau 21,6 kilometer persegi terdampak.
Di wilayah Deir al-Balah, 56% dari 25,9 kilometer persegi lahan pertanian atau 14,6 kilometer persegi rusak. Di wilayah Khan Younis, 58% dari 42,7 kilometer persegi lahan pertanian atau 24,6 kilometer persegi terdampak, sementara di wilayah Rafah, 52% dari 19,1 kilometer persegi lahan pertanian atau 9,9 kilometer persegi hancur.
Risiko hilangnya keanekaragaman hayati
Menurut Otoritas Kualitas Lingkungan yang berafiliasi dengan Otoritas Palestina, hingga 4 Juli, terdapat antara 150 dan 200 spesies burung, sekitar 20 spesies mamalia, dan 20 spesies reptil langka dan terancam punah di wilayah tersebut, sementara serangan Israel membahayakan keanekaragaman hayati ini.
Prof. Mazin Qumsiyeh, kepala Pusat Keanekaragaman Hayati dan Keberlanjutan di Universitas Bethlehem, mengatakan kepada Anadolu bahwa sebagian kerusakan lingkungan di wilayah tersebut kini tidak dapat dipulihkan.