“Saya pribadi sangat senang melihat refleksi yang ditulis peserta setelah setiap sesi daring. Terlihat sekali ada keinginan kuat untuk menjadi guru yang terus belajar, tidak hanya untuk murid tetapi juga untuk sesama guru dan ekosistem pendidikan yang lebih luas. Oleh karenanya, dalam workshop tatap muka ini, peserta mendapat tantangan untuk menciptakan media ajar yang bisa digunakan oleh guru-guru lain,” jelasnya.
Dalam sesi uji coba purwarupa, peserta dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari enam orang. Setiap anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memperkenalkan media ajar yang telah mereka rancang kepada anggota lainnya. Anggota kelompok yang lain kemudian memberikan penilaian berdasarkan rubrik yang telah disiapkan oleh pembuat media ajar.
Zaid Buri Prahastyo, penggerak KGBN Makassar, menekankan pentingnya program literasi finansial bagi kesejahteraan guru. Menurutnya, pemahaman dalam mengelola keuangan dapat membantu para guru mengurangi tekanan terkait masalah finansial.
“Kami percaya bahwa literasi finansial adalah fondasi penting untuk kesejahteraan guru. Dengan memahami cara mengelola keuangan secara bijak, para guru dapat lebih fokus pada inovasi dalam pembelajaran tanpa terbebani oleh masalah finansial,” ungkapnya.
Program ini dinilai sebagai langkah konkret dalam mendukung para guru, agar mereka tidak hanya mampu berinovasi dalam proses belajar-mengajar, tetapi juga memiliki stabilitas dalam aspek kehidupan finansial mereka.
“Saya berharap program ini dapat terus dikembangkan sehingga lebih banyak guru bisa merasakan manfaatnya, baik dalam meningkatkan kualitas pengajaran maupun kehidupan sehari-hari,” ujar Zaid Buri Prahastyo menutup penjelasannya.
