FAJAR, MAKASSAR – Isu mengenai utang Sulsel menjadi peluru bagi kandidat nomor urut 1 Moh Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad (DiA). Itu dilakukan untuk berebut simpati rakyat.
Seolah-olah, utang Sulsel menjadi isu strategis untuk bisa mendulang suara besar untuk berebut kursi kepala daerah.
Juru bicara Paslon Moh Ramdhan DiA, Asri Tadda membeberkan, pihaknya sudah memegang data riil mengenai utang Sulsel dari badan pemeriksa Keuangan (BPK). Itu dianggap sebagai masalah paling besar dalam pemerintahan Sulsel.
Bahkan dia menegaskan, hal ini bisa menjadi boomerang bagi Sulsel jika tidak kunjung diselesaikan. Sebab menurutnya, berlari di atas utang menjadi keputusan fatal dan berdampak buruk bagi masyarakat.
“Data yang kami pegang dari BPK itu saja sudah Rp1,7 triliun, itu data yang valid. Memang ada masalah besar. Di sebelah itu kan klaim saja, mana ada pembayaran hutang besar di akhir periodenya,” ujarnya kepada FAJAR, Minggu, 6 Oktober.
Lebih lanjut dia mengatakan, saking fatalnya, hutang tersebut harus dibebankan kepada dua penjaba (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin dan Zudan Arif Fakrulloh. Akibatnya, fokus mereka bukan berkembang tetapi mengulang lagi dari nol.
“Dua Pj juga berjibaku dengan hutang yang tidak sedikit. Kan lucu jadinya, masyarakat bahkan sudah tahu soal ini. Kalau kita turun ke daerah, sangat kelihatan kalau ekonomi lesu,” lanjutnya.
Dengan begitu, dia menganggap bahwa kondisi ini memberi pembelajaran besar dalam tata kelola APBD. Sebab, dia menganggap ada pengelolaan yang buruk pada periode lalu.