English English Indonesian Indonesian
oleh

Dampak Hutan Dibabat, Air Baku Susut

BONE, FAJAR – Air baku makin susut. Penggundulan hutan salah satu penyebab.

Kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Bone mulai berdampak pada kondisi air baku PDAM Wae Manurunge yang dilaporkan mulai menyusut.

Ini mengancam kebutuhan air, utamanya wilayah Kota Watampone di Kecamatan Tanete Riattang, Tanete Riattang Barat, dan Tante Riattang Timur. Aliran air dilaporkan terganggu bahkan sempat terhenti.

Beberapa titik dilaporkan kondisi air yang tak layak, sebab keruh dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap.

“Bahkan pernah tiga hari itu tidak mengalir, terus sebelumnya itu juga sudah bau comberan,” ujar Hamsinah, warga Bukaka, Kota Watampone, Bone, Minggu, 6 Oktober.

Hamsinah mengaku beberapa kali melaporkan masalah ini, namun belum ada solusi dari PDAM. Dia menyayangkan masalah ini lantaran rutin melakukan pembayaran, namun kondisi air tak juga stabil.

Sementara itu, Rahayu, warga Perumahan Graha Mulia, Jl. Majang, Kelurahan Majang, Kecamatan Tanete Riattang Barat mengaku air di rumahnya hanya bisa diakses pada jam-jam tertentu.

“Itu ada jamnya, dari jam 7 sampai jam 11-ji bagus, sisanya itu ndak jalan,” jelasnya.

PDAM Akui

Plt Ditektur PDAM Wae Manurunge Bone Andi Promal Pawi menjelaskan telah melakukan peninjauan bersama dengan Pj Bupati Bone Andi Winarno beberapa hari lalu ke sumber air baku Kota Watampone. Tepatnya di Desa Wollangi, Kecamatan Barebbo dan di Desa Cinnong, Kecamatan Ulaweng.

“Dan ini sudah menurun debit airnya PDAM, karena sudah musim kemarau,” jelas Kadis Pariwisata Bone itu.

News Feed