English English Indonesian Indonesian
oleh

Ada Risiko Besar jika Israel Perangi Iran

TEHERAN, FAJAR–Bisa dibilang, Iran merupakan lawan tertangguh Israel di Timur Tengah. Perang bisa membawa risiko besar bagi Zionis.

Sejumlah pakar mewanti-wanti Israel jika membalas serangan dan betul-betul perang melawan Iran.
Koresponden urusan luar negeri The Guardian Andrew Roth mengatakan eskalasi dengan Iran bisa membuat Israel berada dalam posisi yang lebih berisiko.

“Lebih rentan daripada yang terlihat,” kata Roth dalam judul analisis yang dirilis The Guardian dikutip CNN Indonesia, Minggu (6/10/2024).

Roth menggambarkan serangan Iran yang berdampak ke pangkalan jet militer tercanggih mereka dan Iron Dome Israel.

Rekaman citra satelit dan video yang beredar di media sosial menunjukkan rudal-rudal Iran menghantam pangkalan udara Nevatim dan memicu setidaknya beberapa ledakan sekunder.

“Ini mengindikasikan meskipun efektivitas pertahanan udara Iron Dome dan Arrow milik Israel sangat dipuji, serangan Iran lebih efektif daripada yang diakui sebelumnya,” kata Roth.

Para ahli yang menganalisis rekaman tersebut mencatat ada sekitar 32 serangan langsung terhadap pangkalan udara Nevatim. Di pangkalan udara itu memang tak tampak kerusakan besar, tetapi beberapa jatuh dekat hanggar yang menampung jet F-35, salah satu aset militer paling berharga bagi Israel.

Rudal-rudal tersebut, lanjut Roth, juga memiliki dampak yang mematikan jika ditembakkan ke kota seperti Tel Aviv atau kilang minyak milik Bazan Group di Haifa.

“Berpotensi menciptakan bencana ekologi di dekat kota Israel,” kata dia.

Tahan Diri

Pakar yang fokus soal program nuklir sekaligus analis citra satelit dari Channel NewsAsia (CNA) Decker Eveleth mengatakan Iran membuktikan mampu menyerang Israel dengan keras jika mereka mau. Iran hanya menahan diri.

“Pangkalan udara adalah target yang sulit, dan jenis target yang kemungkinan tak akan menimbulkan banyak korban,” ujar Eveleth di blog soal militer, Hors D’Oeuvres of Battle.

Menurut Eveleth, jika serangan balasan terus berlanjut Iran bisa memilih target yang berbeda seperti, pangkalan pasukan darat Israel yang padat, atau target di dalam wilayah sipil.

Serangan-serangan rudal di lokasi tersebut, kata dia, akan banyak memakan korban jiwa. Masalah lain bagi Israel adalah dampak ekonomi imbas serangkaian serangan yang berlarut-larut dengan Iran.

Persediaan pertahanan udara Israel, kata Eveleth, mahal dan terbatas. Artinya, mereka mungkin menjadi lebih rentan terhadap serangan Iran seiring berlanjutnya konflik.

“Kekhawatiran saya adalah ini akan menjadi, dalam jangka panjang, pertukaran [rudal] yang tak akan mampu dilakukan Israel jika ini menjadi konflik yang berlarut-larut,” ujar Eveleth.

Lepas Kendali

Direktur di Lembaga think tank Crisis Group Ali Vaez juga memperingatkan soal perang ping-pong rudal balistik Iran dan Israel yang sewaktu-waktu bisa lepas kendali.

“Ini bisa mengakibatkan korban di Israel yang kemudian memicu eskalasi lebih lanjut dan bisa menarik Amerika Serikat,” ujar Vaez. Jika AS ikut campur, sekutu Iran yakni Rusia dan China tak akan tinggal diam. Kedua negara ini tentu akan membantu dan mendukung Teheran. (bs/zuk)

Tiga Negara Bantu Netanyahu

ISRAEL mendapat sokongan barat. Kala Iran menembakkan rudal hipersonik, tiga negara ikut mencegat rudal Iran itu.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sendiri menyebut akar permasalahan eskalasi konflik di Timur Tengah adalah campur tangan negara-negara Barat.

Dalam pernyataannya pekan ini, Khamenei menyebut Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa adalah penyebab konflik Timteng membara.

“Akar permasalahan di kawasan kita, konflik dan peperangan ini, adalah kehadiran pihak-pihak yang mengaku memperjuangkan perdamaian di kawasan ini yaitu AS dan beberapa negara Eropa,” kata Khamenei dilansri CNN.

Pernyataan Khamenei ini disampaikan usai Iran menembakkan ratusan rudal ke Israel. Sejumlah negara Barat disebut ikut membantu Israel dengan menembak jatuh rudal-rudal tersebut. Masing-masing Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat.

Pasukan Inggris disebut berperan mencegah eskalasi konflik di Timur Tengah, saat Iran menembakkan ratusan rudalnya ke Israel.

Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, mengklaim pasukan militer Inggris berperan mencegah eskalasi lebih lanjut. Dia juga berterima kasih kepada personel yang terlibat atas “profesionalisme” mereka.

Kemhan Inggris tak memberikan komentar lebih lanjut soal keterlibatan pasukannya di Timteng. Namun Inggris menyebut Israel punya hak membela diri.

“Hal itu [serangan Iran] tidak dapat ditoleransi. Kami mendukung Israel dan mengakui haknya untuk membela diri menghadapi agresi ini. Iran harus menghentikan serangan ini,” kata Starmer.

Prancis juga memobilisasi sumber daya militernya di Timur Tengah, dengan klaim untuk melawan “ancaman” Iran.

“Prancis mengutuk serangan terhadap Israel oleh rudal balistik yang ditembakkan Iran. Prancis menegaskan kembali komitmen penuhnya terhadap keamanan Israel,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis, seperti dilansir Reuters.

“Prancis berpartisipasi melalui sarana militernya di Timur Tengah untuk melawan ancaman Iran,” lanjut pernyataan itu.

Kemlu Prancis tak memberi perincian lebih lanjut tentang peran militernya di Timteng. Namun seorang pejabat pemerintah mengatakan Prancis berpartisipasi untuk menghentikan rudal Iran.

Sementara, Amerika Serikat turut mengklaim pihaknya membantu Israel menggagalkan serangan rudal balistik Iran ke Israel. Pejabat senior Gedung Putih mengatakan militer Israel “berkoordinasi erat” dengan Israel, untuk menembak jatuh proyektil tersebut.

“Kapal perusak Angkatan Laut AS bergabung dengan unit pertahanan udara Israel, dan menembakkan pencegat untuk menembak jatuh rudal yang masuk,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.

“Singkatnya, berdasarkan apa yang kita ketahui saat ini, serangan ini [Iran] tampaknya tidak efektif. Selain karena profesionalisme [militer Israel], ini juga sebagian besar karena kerja keras militer AS,” imbuh Sullivan, dilansir Al Jazeera.

Saat ditanya apa pandangan AS soal kemungkinan serangan balasan Israel, Sullivan mengatakan diskusi terus berlanjut antara pemimpin militer dan politik AS dan Israel.

“Kami ingin melakukan beberapa konsultasi mendalam dengan Israel. Kami bangga dengan tindakan yang telah kami ambil bersama Israel, untuk melindungi dan membela Israel,” kata Sullivan.

“Kami telah menjelaskan bahwa akan ada konsekuensi, konsekuensi yang berat, atas serangan ini. Kami akan bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkannya,” tuturnya. (bs/zuk)

=================

Hipersonik Penghancur Iron Dome

IRON dome menjadi tameng utama terhadap serangan rudal. Kala Hizbullah menyerang Israel, piranti ini efektif mencegah rudal masuk ke Tel Aviv.

Kini, Iran punya rudal baru yang mampu merusak iron dome. Rabu lalu, Iran membalas serangan Israel ke Lebanon dengan meluncurkan ratusan rudal balistik hingga rudal hipersonik.

Laporan TV Pemerintah Iran menyebut serangan rudal ke wilayah Israel sebagai respons atas kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan terbunuhnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

Iran merupakan negara dengan rudal balistik terbanyak di Timur Tengah. Menurut catatan United States Institute of Peace, sebagian besar persediaan rudal balistik negara tersebut berasal dari Korea Utara.

Tidak ada yang tahu pasti berapa jumlah rudal balistik yang dimiliki Iran saat ini. Namun, jenderal angkatan udara Amerika Serikat, Kenneth McKenzie, memperkirakan bahwa negara dengan mayoritas penduduk Syiah itu kini punya lebih dari 3.000 rudal balistik, seperti dikutip dari CNN.

Salah satu jenis rudal balistik Iran yang paling terkenal saat ini adalah Shahab-3. Iran sudah memakai rudal ini untuk berperang sejak 2003. Rudal ini dilaporkan punya berat sekitar 760 hingga 1.200 kilogram.

Saat ini, Iran dilaporkan sudah mengembangkan beberapa varian baru dari Rudal Shahab-3. Beberapa di antaranya, seperti Shahab-3A, Shahab-3B, Shahab-3D, Shahab-3M, Qadr-1, Ghadr-1, dan Emad, dilansir dari CSIS.

Selanjutnya, rudal hipersonik merupakan salah satu jenis rudal berkecepatan tinggi. Rudal ini diklaim punya kecepatan yang setara dengan enam kali kecepatan suara.

Dilansir Al Jazeera, rudal hipersonik punya kecepatan minimum 5 march. Kecepatan ini setara dengan 1.700 kilometer per detik atau setara 6.100 kilometer per jam.

Saking cepatnya, rudal hipersonik sangat sulit terdeteksi keberadaannya oleh sistem radar. Bahkan, suara dari rudal tersebut baru terdengar ketika menghantam objek atau target yang dituju.

Iran saat ini tercatat punya beberapa jenis rudal hipersonik. Salah satu jenis rudal hipersonik Iran yang paling terkenal adalah Fatteh-2. Iran mengeklaim rudal ini punya kecepatan 10.000 mil atau setara 16.000 kilometer per jam, dikutip dari the Guardian.

Iran memang diklaim sebagai negara dengan jumlah rudal balistik dan hipersonik terbanyak di Timur Tengah. Namun, para pengamat mengeklaim bahwa jumlah rudal mereka masih kalah dengan Israel. (bs/zuk)

News Feed