English English Indonesian Indonesian
oleh

Wisata Budaya di Tradisi Maudu Lompoa Cikoang

Oleh: Miftahul Karima
Duta Wisata Takalar

Salah satu destinasi wisata budaya yang paling menarik dikunjungi adalah perayaan puncak Maudu’ Lompoa (Maulid Nabi) yang berpusat di Sungai Cikoang Kabupaten Takalar setiap tahunnya. Tradisi ini berlangsung pada 3 Oktober lalu.

Perayaan tahun ini mengundang banyak perhatian masyarakat untuk datang berkunjung menyaksikan rangkaian acara yang memadukan harmoni keagamaan dan kearifan lokal dimana Maudu’ Lompoa Cikoang sudah terkenal hingga di level nasional.

Rangkaian acara dimulai sejak pukul 6 pagi dimana julung-julung atau perahu kayu di arak ke sungai cikoang, penampilan manca’ (silat) yang merupakan seni bela diri khas Sulawesi Selatan, tabuhan gendang dan alunan musik tradisional, serta prosesi utama adalah zikkiri’ dan sura’ rate’ yakni pembacaaan kisah kelahiran nabi dan sejarah masuknya Islam di Cikoang.

Keunikan dari tradisi Maudu’ Lompoa terletak pada julung-julung atau kapal kayu yang dihias sedemikian rupa menggunakan kain warna-warni. Di dalam kapal-kapal itu terdapat berbagai macam bahan pokok, mulai dari telur yang diwarnai dengan berbagai warna hingga hasil bumi dari wilayah sekitar Kabupaten Takalar.

Selain telur dan hasil bumi, julung-julung juga diisi dengan perlengkapan sehari-hari seperti pakaian, celana, sampai perlengkapan mandi seperti pasta gigi dan sabun. Semua hiasan yang terdapat di dalam julung-julung merupakan sebuah simbolisasi bahwa ajaran Islam masuk ke wilayah Cikoang dibawa oleh para pedagang.

Wisatawan dapat menikmati berbagai jajanan khas sepanjang jalan, menyewa perahu untuk melihat julung-julung dari sungai cikoang, ikut bermain alat musik tradisional, dan mengabadikan momen unik bersama perahu kayu berisi telur maulid merah yang sudah dihias dengan berbagai macam barang.

Tradisi ini terus dilestarikan dan tetap eksis hingga saat ini ditengah arus globalisasi. Peran pemerintah, masyarakat, juga khususnya pemuda sangat diperlukan saling berkolaborasi demi menjaga tradisi secara turun-temurun. Duta Wisata Takalar 2024 juga turut hadir dan berpartisipasi pada kegiatan ini sebagai bentuk tanggung jawab untuk menjaga, mempelajari, dan mempromosikan salah satu wisata budaya yang ada di Kabupaten Takalar. (*)

News Feed