HARIAN.FAJAR.CO.ID, BULUKUMBA — Peran Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam pengelolaan zakat dan pembangunan sosial ekonomi masyarakat menjadi sangat penting.
Tema Zakat, Pemberdayaan Umat, dan Solusi Sosial menjadi tema Dialog Tanpa Baper #2 yang digelar Kamis malam 3 Oktober 2024 di Warkop Bundaran Kota, Kabupaten Bulukumba.
Hadir sebagai narasumber pada dialog kali ini adalah Dr Muhammad Asbar, Sekretaris MUI Bulukumba dan Pimpinan Baznas Bulukumba, M. Yusuf Shandy.
Selain dihadiri peserta dari berbagai kalangan, Dialog Tanpa Baper yang diinisiasi oleh Koalisi Kecil dan didukung Radar Selatan serta Bicarabaik.id menghadirkan pula para penerima manfaat dari sejumlah program Baznas Bulukumba.
Masalah zakat di Kabupaten Bulukumba khususnya pemotongan zakat di kalangan ASN menjadi pembicaraan yang kerap disampaikan warga di warung-warung kopi dan diskusi terbatas.
“Inilah yang menjadi alasan Dialog Tanpa Baper mengangkat tema ini sebagai tema diskusi Kamisan yang rutin digelar di Bulukumba,” ujar Andi Satria yang bertindak selaku moderator.
Dr Muhammad Asbar, Sekretaris MUI Kabupaten Bulukumba menyebutkan, zakat sebenarnya merupakan konsep yang sudah sangat paten.
“Zakat itu sebuah instrumen. Bisa juga disebut mata rantai, dan sistem sosial yang memberikan kesempatan bagi orang kaya memberikan dampak manfaat kepada yang miskin,” ujarnya.
Melalui zakat, ada yang disebut emotional bonding. Kekuatan emosional yang sama. “Kita pengen masuk surga sama-sama,” katanya.
Zakat kalau ditarik ke dalam teori ekonomi maka konsepnya adalah filantropis. “Orang Islam itu sangat filantropis. Di masa covid saja saat kita semua susah kita masih berpikir untuk saling bantu satu sama lain,” terangnya.