FAJAR, BELOPA–Pemerintah Desa Bonelemo, Desa Bonelemo Barat, Desa Bonelemo Utara dan Desa Saronda bersama masyarakat adat Banua Lemo akan menggelar Festival Budaya ke III. Kegiatan ini dalam rangka membangkitkan budaya saling menolong di kalangan masyarakat adat Bonelemo.
Festival Budaya yang akan digelar di tahun ketiga ini bertajuk Siorongngi merupakan budaya masyarakat Bonelemo turun-temurun sebagai sebuah keharusan untuk menolong sesama.
“Siorongngi adalah satu kata yang digunakan oleh leluhur terkait keharusan menolong orang yang berada pada kondisi tidak berdaya atau sedang dalam kesulitan, berbeda dengan kata “Sibali” yang juga berarti membantu, Namun, sibali adalah membantu dlm keadaan normal,” imbuh Kepala Desa Bonelemo, Baso.
Akrab disapa Ubas, Baso menjelaskan pula bahwa pada istilah siorongngi, terdapat istilah “Diorongngi Napatillinan” yang artinya diitolong tapi menenggelamkan.
“Tentu semua butuh pemahaman yang baik tentang nilai atau isi dari pesan-pesan leluhur,” ucapnya.
Sementara itu, dalam kegiatan festival budaya ini nanti akan memberikan edukasi kepada generasi muda tentang pesan-pesan leluhur melalui penampilan teater.
“Fokus belajar festival tahun ini adalah cerita rakyat tentang “Perjanjian antara Ampu Tondok, Ampu Salu dan Ampu Padang”, untuk menjaga keharmonisan hidup bagi semua. Perjanjian ini akan ditampilkan dalam bentuk teater,/ puisi dan lagu,” jelasnya.
Jika kita merujuk dalam bencana banjir bandang 3 mei 2024 yang melandah kabupaten Luwu baru-baru ini. ini adalah bukti ketidak seimbangan antara manusia dengan alam. Sedangkan leluhur kita telah mengajarkan begitu banyak ilmu keseimbangan dalam mengelolah alam. Contoh, ketika ingin menebang pohon untuk di gunakan mebuat Rumah, kita harus menanam tanaman kayu yang baru.