Oleh: Muhamamd Syarkawi Rauf (Ketua KPPU RI 2015 – 2018)
HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pertumbuhan ekonomi tinggi yang berkesinambungan dapat dicapai melalui kegiatan Research and Development (R&D) yang melahirkan inovasi baru dan meningkatkan penguasaan teknologi tinggi yang bersumber dari kekuatan internal perekonomian.
Pendekatan ini populer dengan endogenous growth theory. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Paul M. Romer, ekonom New York University, pemenang hadiah nobel ekonomi tahun 2018.
Hasil penelitian terhadap dua negara bagian di Amerika Serikat (AS), yaitu Massachustes yang memiliki pendaftaran Paten empat kali lebih banyak dibandingkan Wyoming. Setelah 100 tahun, sejak tahun 1900 – 2000, kekayaan Massachusets 30 persen lebih tinggi dibandingkan Wyoming.
Hal ini sejalan dengan ekonom senior Massachusets Institute of Technology (MIT), Daren Acemoglu dkk (2006) menyebutkan bahwa pentingnya inovasi dalam suatu perekonomian semakin tinggi pada saat perekonomian bersangkutan mencapai batas atas kemajuan teknologinya secara global.
Pada tahap awal, suatu perekonomian mengandalkan investasi asing untuk menyerap dan mengadaptasi teknologi baru dari negara maju (investment-based strategy). Posisinya mula-mula sebagai technology follower, yaitu mengadopsi dan mengadaptasi teknologi baru dari negara maju.
Seiring berjalannya waktu, negara tersebut bertransformasi menjadi negara maju dengan mengadopsi innovation-based strategy (perekonomian berbasis inovasi). Posisinya tidak lagi di belakang, tetapi menjadi technology leader, pemimpin dalam kemajuan teknologi.