English English Indonesian Indonesian
oleh

Membatik Sejarah: Pameran Batik sebagai Wadah Pelestarian Budaya

Oleh: Ariyanti Sultan, S.Sn., M.Sn

Dalam dunia seni rupa, batik tidak hanya merepresentasikan motif dan warna, tetapi juga menggambarkan sejarah, budaya, serta identitas yang bertahan sepanjang zaman. Batik adalah sebuah simbol nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi salah satu medium ekspresi yang mampu merangkum berbagai aspek kehidupan dan budaya Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan.

Bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2024, Komunitas Seni Rupa “Artifact Project Makassar”, dengan dukungan dari Balai Pelestari Kebudayaan Wilayah XIX melalui program Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2024, menyelenggarakan pameran batik bertajuk “Tanra Paseng”. Pameran ini mengusung tema “Representasi Budaya Sulawesi Selatan Melalui Wastra Batik”, berlangsung selama tiga hari dari tanggal 2 hingga 4 Oktober 2024 di Gori Artisan Cafe Makassar.

Kepala Balai Pelestari kebudayaan pada kesempatan ini diwakili Pamong Budaya Ahli Bidang Kesenian, BPK wilayah XIX, bapak Muh. Aulia Rakhmat, M.Pd hadir memberi sambutan sekaligus membuka pameran ini mengatakan bahwa, BPK dengan berbagai program pemajuan budaya membuka peluang bagi para seniman, maupun masyarakat umum untuk turut terlibat dalam program program BPK melalui pengajuan proposal di tahun selanjutnya untuk kemajuan seni dan budaya Sulawesi Selatan.

Pameran “Tanra Paseng” ini menampilkan karya-karya batik yang dihasilkan oleh lima perupa dengan latar belakang yang beragam, mulai dari seniman rupa profesional, arsitek, dosen desain interior, hingga mahasiswa dari kampus seni. Melalui pendekatan individu yang unik, para perupa ini berhasil mengeksplorasi dan mengangkat kekayaan budaya lokal Sulawesi Selatan ke dalam visualisasi batik yang tidak hanya indah, tetapi juga penuh dengan pesan simbolis.

News Feed