Kemudian, Berkarakter dalam konteks pembangunan Sulsel mencakup pengembangan masyarakat, tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi saja. Tetapi juga memperkuat nilai-nilai integritas, akhlak, budaya, dengan menjunjung tinggi kejujuran, keadilan serta kesesuaian antara perkataan dan perbuatan (taro ada taro gau).
Karakter ini dinilai akan membentuk pembangunan Sulsel yang lebih mendepankan nilai- nilai unggul, adaptif, kompetitif, dan berbasis kearifan lokal.
“Masyarakat berkarakter itu menjunjung tinggi nilai-nilai integritas, kejujuran, keadilan, serta kesesuaian antara kata dan perbuatan. Mereka memiliki pikiran yang maju, memegang teguh akhlak, adab, dan sopan santun (bermoral), dan memiliki daya saing tangguh dengan semangat pantang menyerah,” tuturnya.
Dia menambahkan, pembangunan yang berkarakter di Sulsel tidak hanya fokus pada fisik dan ekonomi, tetapi juga memperkuat nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi masyarakat. Seperti getteng (teguh), lempu (jujur), ada tongeng (ucapan yang benar), jug temmapasilengeng (tidak memihak).
Termasuk juga “ten dolong buntu puang, sisan sisu’ta kaiyako, bo’bo’ta kaiyako”. Peribahasa Toraja itu memiliki makna, tidak ada yang tidak bisa dipecahkan dengan hati yang ikhlas dan semangat yang kuat.
Kemudian, “Jarreki laloi siriknu siagang tappak nasalamak linonu siagang aheraknu. Punna nulakkakmo siriknu siagang tappaknu panrakmi antu linonu siagang aheraknu”. Artinya “tegakkanlah kehormatanmu dan kuatkan pula imanmu, hidupmu akan bahagia di dunia dan di akhirat. Akan tetapi, jika keduanya ditanggalkan, akan hancurlah dunia dan akhiratmu”.