Hari ini, Harian Fajar genap berusia 43 tahun. Ibarat manusia, koran tertua di timur Indonesia ini sudah sangat matang. Malang-melintang di dunia industri media puluhan tahun, tentu tidak hanya menulis sejarah Sulawesi Selatan, melainkan juga Indonesia. Bahkan dalam rentang waktu cukup panjang, Fajar telah menjadi sejarah itu sendiri. Persaksian tiada henti dengan semangat tumbuh dan maju bersama.
Pada ulang tahun kali ini, Harian Fajar mengambil dua tema penting, yaitu harmoni dan kolaborasi. Tema ini bukan sekadar simbol perayaan, tetapi juga sebuah pesan yang mencerminkan visi serta komitmen media terhadap pembangunan masyarakat dan daerah. Sebagai media yang telah tumbuh bersama pembacanya selama lebih dari empat dekade, kami percaya bahwa harmoni adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang damai, sementara kolaborasi merupakan sarana untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Dalam konteks media massa, kedua elemen ini sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat dengan masyarakat dan membantu menyuarakan aspirasi mereka.
Tema harmoni sangat relevan dengan momen penting di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan; Pilkada. Sebuah pesta demokrasi yang rawan memicu ketegangan sosial karena perbedaan pandangan politik. Teguh pada falsafah pemberitaannya “Bijak di Garis tak Berpihak”, Harian Fajar berupaya menyebarkan pesan harmoni agar masyarakat dapat mengedepankan toleransi, saling menghormati, dan menciptakan suasana damai dalam perbedaan. Menjaga keseimbangan informasi dan mencegah berita pemantik perpecahan.