BONE, FAJAR – Bone memasuki panen raya. Sayang, harga anjlik. Kondisi ini dikeluhkan para petani.
Petani melaporkan harga gabah saat ini berada di angka Rp5 ribu per kilogram dan masih terus turun. Harga ini jauh dari nilai sebelumnya yang mencapai Rp7 ribu per kilogram.
Nursaidah, petani di Desa Panyula, Kecamatan Tanete Riattang Timur mengatakan harga gabah yang terus turun ini tak sebanding dengan jerih payah perawatan dan biaya dalam menanam.
“Apalagi sekarang pupuk mahal sekali, jadi ini tidak sebanding,” keluhnya, Minggu, 29 September.
Terlebih kondisi ini dibiarkan tiap tahun terjadi dan belum ada solusi konkret dari pemerintah dalam mengontrolnya.
“Sebelum-sebelumnya selalu seperti itu, anjlok terus harganya, apalagi susah pupuk,” sambungnya.
Hal yang sama diungkapkan A Baso Jamal. Perlu ada solusi atas masalah yang selalu melanda para petani ini. Terlebih di daerahnya banyak yang terancam gagal panen akibat kekeringan.
Termasuk beberapa lahan miliknya yang mulai kesulitan air. “Harga sudah jatuh, ini terancam lagi gagal panen, tidak ada pemasukan,” keluhnya.
Kepala Bidang Tanam Pangan Dinas Tanam Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Bone Abdul Rauf mengatakan anjloknya harga ini jelas merupakan hukum pasar yang tidak bisa dihindari.
“Dari segi harga pada saat over produksi dalam hal ini panen raya, otomatis (turun). Itu, kan, tingkat ketersediaan tinggi ketimbang permintaan, kan,” jelasnya.
Panen raya saat ini merupakan hasil tanam dari periode April, Mei, dan Juni. Saat ini progresnya sudah di angka 98 persen alias hampir seluruhnya panen untuk wilayah tanam yang dilaporkan mencapai 119.278 hektare. Ini yang membuat over produksi. (an/zuk)