Selama masa jabatannya, ia berhasil membangun jalan-jalan pelosok sepanjang 1.563 meter.
Di mana akses jalanan itu menghubungkan desa dan kecamatan serta mempermudah petani dalam memasarkan hasil pertanian mereka, seperti kopi, kentang kalosi, dan minyak nilam.
La Tinro juga punya komitmen untuk meningkatkan perekonomian pedesaan dengan menyediakan ribuan truk pengangkut hasil tani dan perkebunan secara gratis.
Sehingga membantu petani menjual produk mereka ke pasar-pasar lokal dan luar daerah. Upaya ini berkontribusi pada pertumbuhan pesat ekonomi di wilayah Kabupaten Enrekang.
Dalam sektor pendidikan dan kesehatan, La Tinro pernah membuat terobosan penting dengan menggratiskan biaya sekolah hingga tingkat SMP dan memperbaiki fasilitas pendidikan.
Selama kepemimpinannya, Enrekang menjadi satu-satunya kabupaten di Sulsel yang memiliki 41 sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Hal ini berkontribusi pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Enrekang, yang mencapai 74,60 persen, angka tertinggi di Sulsel.
Program-program yang digulirkannya tidak hanya terbatas pada pendidikan, tetapi juga meliputi layanan kesehatan.
Di mana ia memberikan akte kelahiran dan KTP gratis bagi masyarakat, serta memberikan santunan sebesar Rp1,5 juta bagi keluarga yang kehilangan anggota.
Meskipun pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan, La Tinro menghadapi tantangan dalam penyediaan listrik, yang sering mengalami pemadaman.
Sebagai solusi, ia membangun pembangkit tenaga air mikro dan menjual listrik ke PLN.