English English Indonesian Indonesian
oleh

Radio Harus Adaptif di Tengah Gempuran Digitalisasi

FAJAR, MAKASSAR — Media mainstream radio saat ini menjadi media yang megap megap karena gempuran transformasi digital. Secara drastis masyarakat beralih dari mendengarkan radio ke media handphone atau gadget. Masyarakat hanya mendengarkan radio saat berada dalam kendaraan roda empat.

Atas dasar inilah, insan radio menggelar diskusi “Tune In and Get Loud” dalam rangka hari radio dengan tema “Tantangan Radio Dalam Era Digital”. Acara ini diselenggarakan di Rooftop Mal Nipah Makassar, Sabtu, 28 September.

Tampil sebagai narasumber; Ketua KPID Sulsel Irwan Ade Saputra, Plh Kadis Kominfo SP Sulsel Sultan Rakib, Andi Mangara, Nara B Baskara, dan Muh Amiruddin.

Dalam program acara diskusi tersebut yang disiarkan langsung di seluruh radio swasta dan pemerintah di Sulsel bersepakat bahwa radio harus bertranfsormasi sejalan dengan transformasi digital saat ini.

Sultan dari Diskominfo mengatakan, beda sekarang dengan dahulu. Level tertinggi penikmat radio era babyboomer adalah duduk di sampingnya ada radio ada kopi dan mereka menjadikan radio sebagai teman. Generasi X level tertingginya sebagai penikmat radio adalah rela antre di telepon umum untuk engagement berkomentar talkshow atau pesan lagu.

“Sekarang Generasi Z, level tertingginya sebagai pendengar radio, saat mereka berada di dalam kendaraan mobil, yang mereka sebut bahwa ‘oh berita kemarin itu hoaks’. Artinya apa, Gen Z banyak terpapar berita hoaks di luar, pas dengar radio di mobil mereka sadar bahwa lain yang mereka baca dan lain mereka dengar. Karena radio adalah media mainstream yang terverifikasi dan terfilter bebas hoaks,” ujar Sultan.

News Feed