Oleh: Mohamad Kashuri / Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Badan POM
Dewasa ini, industri kosmetik menjadi salah satu pasar yang paling menguntungkan di dunia.
Dengan pertumbuhan permintaan global yang terus meningkat, banyak pengusaha yang melirik peluang ini sebagai cara untuk menjadi “crazy rich”. Salah satu strategi yang semakin populer adalah kontrak produksi kosmetik atau contract manufacturing. Jumlah badan usaha pemberi kontrak yang biasa disebut Badan Usaha penotifikasi Kosmetik (BUPN) di Indonesia pada saat ini mencapai 1.904 yang setara dengan 50% dari pemilik izin edar kosmetik di negara ini. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 25 Tahun 2019 tentang Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) menjelaskan bahwa pelaku usaha kosmetik yang tidak memiliki fasilitas produksi harus bekerja sama dengan industri kosmetik yang memenuhi standar BPOM. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk menciptakan produk mereka tanpa harus memiliki pabrik sendiri. Namun, apakah benar kontrak produksi bisa menjadi kunci kesuksesan finansial yang luar biasa?
Modal Minim
Salah satu keunggulan utama dari kontrak produksi adalah kemampuannya untuk menghemat biaya. Alih-alih harus membangun pabrik sendiri yang membutuhkan investasi besar, perusahaan pemberi kontrak bisa bermitra dengan pabrik pihak ketiga yang sudah berpengalaman dalam produksi kosmetik. Ini membuatnya sangat ideal bagi pengusaha baru, bahkan yang memiliki modal terbatas, untuk menciptakan merek kosmetik mereka tanpa harus khawatir tentang biaya operasional yang tinggi.
Selain itu, kontrak produksi juga sangat fleksibel. Perusahaan bisa memulai dengan memproduksi dalam jumlah kecil dan menambahkannya seiring dengan meningkatnya permintaan. Ini membantu mengurangi risiko keuangan karena perusahaan tidak perlu menimbun stok besar yang mungkin tidak laku. Inilah yang membuat model bisnis ini menarik bagi para pengusaha yang ingin sukses besar tanpa harus mengeluarkan modal besar sejak awal.
Tren Pasar
Setiap hari, tren baru terus bermunculan di industri kosmetik, mulai dari produk vegan, organik, hingga yang bebas bahan kimia berbahaya. Kontrak produksi memungkinkan pengusaha merespons tren ini dengan cepat. Perusahaan dapat dengan mudah meminta pabrik untuk mengembangkan produk baru yang sesuai dengan permintaan pasar saat ini. Ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki pabrik sendiri, di mana inovasi produk sering kali lebih lambat karena keterbatasan operasional.
Banyak merek yang dengan cepat menjadi terkenal karena mereka pintar memanfaatkan tren seperti kosmetik berbahan alami atau produk yang ramah lingkungan. Dengan strategi pemasaran yang tepat, produk yang dibuat melalui kontrak produksi bisa langsung menarik minat konsumen dan menghasilkan keuntungan besar.
Branding dan Pemasaran
Salah satu alasan kontrak produksi dapat menjadi jalan menuju kekayaan adalah bahwa perusahaan pemberi kontrak dapat fokus sepenuhnya pada branding dan pemasaran. Industri yang memproduksi kosmetik dari pemberi kontrak akan mengurus semua aspek teknis produksi, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengemasan produk. Perusahaan pemberi kontrak akan memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk membangun merek yang kuat dan unik, sebagai faktor utama untuk sukses di industri kosmetik.
Kosmetik jenis skincare merek-merek tertentu saat ini banyak yang berhasil di pasaran, kosmetik tersebut tidak hanya unggul karena kualitas produknya, namun juga karena kekuatan pada branding dan promosi. Dengan memanfaatkan platform media sosial, kolaborasi dengan influencer, dan strategi pemasaran digital yang kreatif, mereka mampu menciptakan hype dan loyalitas konsumen dalam waktu singkat. Inilah ilustrasi kiat sukses bagi mereka yang ingin menjadi “crazy rich”.
Waspadai Risiko
Di balik semua potensi keuntungan kontrak produksi, ada risiko yang perlu diperhatikan. Meskipun dapat menghemat biaya, perusahaan pemberi kontrak sepenuhnya bergantung pada mitra produksi untuk menjaga kualitas produk. Jika industri penerima kontrak tidak mematuhi standar kualitas atau keamanan yang ketat, perusahaan pemilik merek akan terkena dampaknya, baik dari segi reputasi maupun finansial. Ketergantungan ini juga membuat perusahaan rentan terhadap masalah operasional seperti keterlambatan produksi atau kenaikan biaya. Oleh karena itu, penting untuk memilih mitra produksi yang terpercaya dan memiliki rekam jejak yang baik.
Hasil pengawasan BPOM terhadap kosmetik kontrak produksi masih menunjukkan adanya sejumlah pelanggaran dalam penerapannya, diantaranya produk tanpa izin edar atau ilegal, produk palsu, kosmetik mengandung bahan dilarang dan/atau bahan berbahaya, produk tidak jelas sumber perolehan, produk tidak memenuhi syarat mutu dan iklan kosmetik yang menyesatkan. Oleh sebab itu, pemberi dan penerima kontrak produksi kosmetik harus saling mentaati regulasi. Pelanggaran yang dilakukan oleh masing-masing-masing pihak maka yang terdampak adalah potensi kedua belah pihak, dan apabila ditemukan kosmetik yang tidak aman, maka yang dirugikan tidak hanya mereka, namun juga kesehatan masyarakat sebagai konsumen.
Jalan Menuju Kekayaan atau Jalan Pintas?
Kontrak produksi kosmetik memberi peluang besar bagi pengusaha yang ingin cepat sukses dengan modal kecil. Dengan sistem ini, perusahaan bisa fokus pada membangun merek dan memasarkan produk tanpa perlu pusing memikirkan produksi. Namun, untuk benar-benar sukses besar, penting untuk menjaga kualitas, memilih mitra produksi yang tepat, mengikuti tren pasar, dan mematuhi regulasi. Industri kosmetik sangat kompetitif, tetapi dengan strategi yang benar, khususnya melalui kontrak produksi, peluang untuk meraih keuntungan besar terbuka lebar. (*)