FAJAR, TAKALAR – Calon Bupati Takalar, Syamsari Kitta dan Calon Wakil Bupati Takalar, Natsir Ibrahim meluncurkan program A’ronda. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi dugaan kecurangan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung pada 27 November mendatang. Pasangan Syamsari Kitta dan Natsir Ibrahim memperkenalkan program tersebut di Desa Maccini Sombala, Kecamatan Galesong Utara, pada Sabtu malam (21/9/2024).
“Program ini bertujuan untuk mengantisipasi berbagai hal buruk yang berpotensi terjadi selama tahapan pilkada berlangsung, dan program A’ronda ini diharapkan dapat mencegah kecurangan,” kata Syamsari.
Menurutnya, program ini akan melibatkan keluarga besar dan tim Sepuluh yang telah dibentuk di setiap dusun. Tugas personel A’ronda adalah mengidentifikasi potensi intimidasi dari oknum aparat atau siapapun terhadap warga atau calon pemilih.
Tim Sepuluh akan bertugas untuk membuat dokumentasi standar yang dapat menjadi bahan laporan ke Bawaslu atau pihak terkait jika mendapati dugaan kecurangan atau pelanggaran pilkada.
“Bila ada potensi pelanggaran, diharapkan anggota Tim Sepuluh bergerak cepat, sigap, dan mendokumentasikan untuk segera dilaporkan,” tegasnya.
Selanjutnya, mantan Bupati Takalar itu mengatakan bahwa tugas lain dari Tim Sepuluh adalah berupaya mendulang dukungan dan suara dari calon pemilih. Tim ini juga nantinya akan menjaga dan mengawal sampai ke Mahkamah Konstitusi apabila terjadi perselisihan hasil perolehan suara.
“Kegiatan A’ronda juga merupakan simbol pergerakan massa di tingkat akar rumput yang tidak ingin melihat proses demokrasi di Takalar diintervensi oleh kekuatan besar demi memenangkan kandidat tertentu,” ujar bapak pemekaran kecamatan dan desa itu.
Ketua Partai Gelora Takalar, Jussalim Sammak, mengonfirmasi bahwa Tim Sepuluh telah terbentuk lengkap di semua dusun. Menurutnya, kondisi tim pemenangan Syamsari Kitta, yang akan berpasangan dengan Natsir Ibrahim atau Haji Nojeng, jauh lebih solid dibandingkan tim pemenangan pada Pilkada 2017.
“Jumlah relawan sepuluh per dusun telah lengkap, sehingga kami semakin yakin bahwa kemenangan SK-Haji Nojeng semakin terbuka,” ujar Jussalim, yang juga mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Takalar.
Program A’ronda ini dicetuskan untuk menghalau pihak-pihak yang berupaya mencederai proses demokrasi di Takalar. Belakangan, terdapat dugaan keterlibatan aparatur sipil negara, anggota kepolisian, serta kepala desa beserta perangkatnya dalam melakukan intervensi dan intimidasi kepada warga untuk memenangkan pasangan calon tertentu. Barisan Rakyat Takalar juga telah mengingatkan Bawaslu, Polda Sulsel, dan Pemerintah Takalar untuk menjaga netralitas menjelang Pilkada Serentak 2024. (mg01/*)