English English Indonesian Indonesian
oleh

Lebih Dekat dengan Fatmawati Rusdi, Perempuan Petarung dari Bumi Nene Mallomo

“Saya juga pernah gagal. Di Pilkada Sidrap 2018, saya kalah. Jadi, saya sudah merasakan turbulensinya seperti apa. Tentu saya harus lebih waspada, bekerja lebih keras, dan melakukannya dengan sepenuh hati.”

WIDYAWAN SETIADI,
Makassar

Nama Fatmawati Rusdi tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Jejak karier pemerintahannya tergolong cemerlang, namun pencapaian ini diraih dengan jalan terjal.

Perempuan berusia 44 tahun ini lahir di Kota Bandar Madani, Parepare, pada 9 Mei 1980. Namun, masa kecil dan pendidikannya banyak dihabiskan di Bumi Nene Mallomo, Sidenreng Rappang (Sidrap).

Dia memulai pendidikan dasar pada 1986 dan lulus pada 1992 dari SDN 4 Benteng, Sidrap. Pendidikan menengahnya diselesaikan di SMPN Rappang hingga 1995 dan di SMAN 1 Rappang hingga tahun 1998.

Setelah itu, Fatmawati menyelesaikan kuliahnya di Universitas Jayabaya, Jakarta Selatan. Dia menuntaskan jenjang strata satu (S1) pada 2012 dan menyelesaikan pendidikan magisternya (S2) pada 2018.

Dia mengaku bahwa semua pencapaian tersebut dilakukan dengan niat pengabdian yang tulus. Setelah itu, komitmen dan konsistensi akan mengikuti di belakangnya.

“Mungkin karena saya selalu berangkat dengan niat yang tulus. Ada kemauan, niat, siap bekerja, komitmen, dan konsisten. Selebihnya, mengalir saja,” katanya kepada FAJAR, Sabtu malam, 21 September.

Namun, perjalanan ini tidak selalu mudah. Banyak rintangan yang harus dihadapi, termasuk kekalahan. Meski demikian, hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk mewujudkan pengabdian kepada masyarakat.

“Tahun 2014, saya ikut Pileg di Sulsel 3 dan menang. Namun, di Pilkada Sidrap 2018, saya kalah. Jadi, ada turbulensinya juga. Dari sekian kontestasi itu, saya menjadi lebih waspada dan harus bekerja lebih keras dengan sepenuh hati,” terangnya.

Pada Pileg 2014, Fatma mengendarai PPP dan meraih 93.856 suara. Di Pilkada Sidrap, dia mendapatkan 67.201 suara atau 38,9 persen dari total suara, namun gagal menang melawan pesaingnya, Dollah Mando.

Bagi Fatma, kekalahan bukan alasan untuk berhenti berjuang. Di sinilah jiwa petarungnya muncul. Dia bertekad maju di Pilwalkot Makassar pada 2020 mendampingi Moh Ramdhan Pomanto.

Saat itu, Fatma yang diusung oleh koalisi Nasdem dan Gerindra sukses memenangkan pertarungan, meraih 218.908 suara atau 41,33 persen dari jumlah total suara.

Belum lama menjabat sebagai Wakil Wali Kota Makassar, Fatma kembali memutuskan untuk bertarung di Pileg 2024. Kali ini, dia memilih Dapil Sulsel I dan sukses mengamankan satu kursi Nasdem dengan perolehan 106.806 suara.

Kini, dia kembali memutuskan bertarung di Pilgub Sulsel mendampingi Andi Sudirman Sulaiman, meski dia belum dilantik sebagai anggota DPR RI. Dia mengaku bahwa kali ini dukungannya lebih kuat, terutama dari kalangan perempuan.

“Hal ini memberikan kekuatan lebih bagi saya. Suara emak-emak dan sambutan hangat dari mereka menjadi energi besar yang mengiringi perjuangan saya,” ujarnya.

“Makanya, ketika saya sudah di titik ketiga atau kelima, dan turun ke lapangan disambut oleh ibu-ibu, itu memberikan kekuatan tersendiri bagi saya. Mereka belum berbicara, tetapi saya sudah tahu bahwa mereka menaruh harapan kepada saya,” terangnya. (*/)

News Feed