English English Indonesian Indonesian
oleh

Isu Kedaerahan di Pilkada Takalar, Daeng Manye Sebut Pola Lama yang Sudah Ketinggalan Zaman

FAJAR, TAKALAR- Calon Bupati nomor urut 1, Mohammad Firdaus Daeng Manye, menanggapi isu kedaerahan yang sering mengaitkan dirinya bukan sebagai orang asli Takalar. Menurut Daeng Manye, isu tersebut merupakan hal yang sudah ketinggalan zaman. “Isu itu isu basi. Orang yang berpikir seperti itu adalah mereka yang tidak memiliki konstelasi berpikir nasional dan pola pikir demokratis,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Dalam pemilihan kepala desa, kita bisa memilih orang dari desa lain, kenapa di tingkat kabupaten tidak? Isu ini adalah isu murahan.”

Daeng Manye menjelaskan bahwa dulu, Gowa dan Takalar sebenarnya merupakan satu kesatuan. “Hanya karena administrasi pasca kemerdekaan dan pemekaran wilayah, kedua daerah ini terpisah,” ungkapnya.

Ia mengajak masyarakat untuk berpikir cerdas dan tidak terbuai oleh hal-hal pragmatis yang dapat menghambat kemajuan. “Yang harus difikirkan sekarang adalah bagaimana memajukan daerah dan kontribusi yang bisa kita berikan,” jelasnya.

Soal keturunan, Daeng Manye menegaskan bahwa darah Takalar mengalir dari nenek dan ibunya. “Dari ibu saya, yang memiliki keturunan Sanrobone,” tambahnya.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Takalar telah melakukan pengundian dan penetapan nomor urut untuk dua pasangan calon bupati dan wakil bupati dalam Pilkada serentak tahun 2024. Acara ini dilaksanakan di Halaman Depan Kantor KPU Takalar, Senin (23/9/2024) pagi.

Ketua KPU, Hamdani Pattiha, memimpin rapat pleno yang dihadiri anggota KPU lainnya, yaitu Muhammad Nadir, Muhammad Ridwan, Ibrahim Salim, serta Sekretaris, Budi Haryono Jumiyanto.

News Feed