Metode ini dapat memanfaatkan kolom perairan dengan peluang menanam rumput lautdengan ikatan bibit yang lebih banyak dibandingkan dengan metode long line dalam luas wilayah perairan budi daya yang sama.
Sehingga dapat menghasilkan panen rumput laut yang banyak dalam satu kali siklus budi daya.
Alih teknologi berikutnya yang diberikan kepada pembudi daya rumput laut adalah dengan melakukan perendaman bibit rumput laut menggunakan hormon pertumbuhan sebelum ditebar ke laut.
Upaya tersebut dilakukan untuk dapat menunjang petumbuhan dan produktivitas runput laut yang dalam kondisi perairan yang kurang menunjang untuk pertumbuhan yang optimal.
Budi daya rumput laut ini merupakan usaha utama dari mata pencaharian masyarakat Desa Pitue Kabupaten Pangkep, sehingga masyarakat pesisir Pitue banyak bergantung dari hasil budi daya yang mereka lakukan.
Menyiasati kecenderungan fluktuasi harga yang tidak menentu dari rumput laut, maka tim pelaksana PKM juga melakukan pelatihan dan workshop pembuatan lotion dan sabun mandi cair rumput laut.
Upaya ini dilakukan adalah untuk meningkatkan nilai jual dari rumput laut yang diharapkan dapat mengatasi keresahan pembudi daya akibat harga beli rumput laut yang menurun.
“Penjualan rumput laut kering seharga Rp15.000/kg dapat ditingkatkan nilai jualnya melalui produk sabun mandi cair ataupun lotion dengan nilai jual Rp15.000 hingga Rp25.000 dengan hanya menggunakan rumput laut sebagai bahan campuran sebesar 100gr/liter sabun ataupun lotion,” ucapnya.
Ucapan terima kasih kepada Kemenristek atas pendanaanyang diberikan dalam pelaksanaan kegiatan PKM, ITBM Balik Diwa sebagai institusi pelaksana PKM, Mitra PKM Pokdakan Melati, Kepala Desa Pitue beserta jajarannya, serta seluruh pihak yang telah membantu sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. (wis)