Pengurangan emisi juga dilanjutkan di proyek pengembangan Morowali, di mana smelter akan beralih ke energi bersih melalui pasokan listrik dari gas alam. Langkah ini terbukti mampu menekan emisi GRK serta polusi udara.
Head of Strategic & Corporate Affairs PT Vale, Budiawansyah mengatakan, PT Vale mendeklarasikan bahwa tujuan utama adalah mengurangi emisi GRK scope satu dan dua sebesar 33 persen pada tahun 2030 hingga akhirnya mencapai Net Zero Emission pada 2050.
“Di Glasgow (COP 26), kami mendeklarasikan tujuan kami untuk mengurangi emisi GRK Scope 1 dan Scope 2 sebesar 33 persen pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050,” paparnya pada Talkshow “Energy Transition For Accelerating NDC 2030 Target”, Jumat, 20 September 2024.
Dalam lima tahun ke depan, PT Vale fokus dalam mengganti reduktor di Kiln menjadi biomassa. Budiawansyah menyoroti bagaimana PT Vale telah melakukan trial hingga hingga 50 persen biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi dan di tahun 2024 ini direncanakan akan melakukan long trial 10 persen biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi.
“Saat ini kami telah melakukan trial hingga 50 persen biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi dan 20% biomassa sebagai burner pada coal mill. Tahun 2024 ini, kami akan melakukan long trial 10 persen biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi,” ungkap Budiawansyah. “Kita harus kolektif sehingga tujuan 33 persen bisa tercapai,” lanjutnya.
Di sisi lain, kata Budiawansyah, sebagai kontribusi pada kondisi alam, PT Vale Indonesia melakukan reklamasi lahan bekas tambang sebagai salah satu bukti nyata. Dia memaparkan, per Agustus 2024, terdapat 3.818 hektare (ha) lahan yang telah direklamasi oleh PT Vale.