Sementara itu, Kasubdit Evaluasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Kalimantan Timur, Arianti mengaku senang adanya edukasi komitmen terhadap lingkungan, karena memberikan informasi tambahan ke masyarakat agar bisa lebih memberi perhatian lebih kepada keberlangsungan lingkungan.
“Dengan adanya PT Vale, saya percaya bahwa perusahaan ini dapat menjadi media untuk dapat berkontribusi untuk melestarikan lingkungan. Biar masyarakat itu tidak hanya melihat sisi negatif. Namun juga sisi positif dari aktivitas pertambangan itu sendiri,” ungkapnya.
Dalam menghadapi krisis iklim global yang semakin mendesak, Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030, dan hingga 41 persen dengan dukungan internasional. Namun, laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2023 mengungkapkan bahwa emisi GRK Indonesia masih berkisar 2,7-2,9 gigaton. Kondisi ini memerlukan tindakan kolektif dan inovasi dari semua sektor, termasuk industri pertambangan.
Langkah Konkret PT Vale Menuju Masa Depan Rendah Emisi
PT Vale menunjukkan kepemimpinannya dalam upaya pengurangan emisi dengan berbagai inisiatif nyata. PT Vale turut mendeklarasikan komitmennya pada pelaksanaan Climate Change Conference of the Parties (COP26), di Glasglow, Agustus 2021.
Komitmen tersebut terkait upaya untuk mengurangi emisi GRK Scope 1 dan Scope 2 sebesar 33 persen pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050. Salah satu pencapaian penting adalah penggunaan 100 persen tenaga listrik dari tiga PLTA di Sorowako, menjadikan pabrik PT Vale sebagai salah satu yang paling rendah emisi karbon di Indonesia.