“Maka tadi disepakati guru kami ini diistirahatkan dulu. Untuk memberhentikan itu nanti kita lihat karena ada komunikasi dengan inspektorat untuk menangani ini,” ungkapnya.
Pemprov Turun
Sementara itu, Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan (Dsidik) Sulsel Hery Sumiharto mengatakan pihaknya telah menggelar rapat dengan guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan cabang dinas untuk menyikapi persoalan ini.
Investigasi dilakukan untuk menggali informasi lebih dalam terkait aktivitas siswi dan guru di luar jam sekolah. Ia tidak ingin jika ternyata kasus seperti ini bukanlah satu-satunya.
“Saya sudah suruh nonaktifkan dulu mengajar. Kan, tidak ada-ji masalah karena ini guru honorer-ji, biar dikeluarkan tidak ada masalah,” ujar Hery.
Hery mengaku kaget bahwa guru tersebut bukanlah ASN, melainkan honorer. Dia sehari-hari sebagai guru olahraga dan diperbantukan di BK sekolah.
Menurut informasi dari Kepala SMKN 2 Pinrang, kata Hery, sang guru honorer juga telah mengakui perbuatannya. Namun, ia berharap pihak SMKN 2 Pinrang menyusun berita acara agar bisa menelusuri dan mengambil kebijakan dengan tepat.
“Ya, jelas sama perlakuan dengan ASN artinya, apalagi honor. Mau tidak mau, ya, kemungkinan diberhentikan, tergantung pelanggaran-pelanggaran yang dia lakukan,” tukasnya.
Dia juga baru tahu belakangan ini bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Juli. Meski demikian, ia menyebut ini berkaitan dengan adab di dunia pendidikan. Semestinya, kasus ini sudah tuntas sejak lama.
“Ini di luar dari jangkauan, baru kita dapat beritanya. Tapi, insyaallah mudah-mudahan ada solusi bagaimana di sekolah,” kuncinya. (ams-uca/zuk)
