FAJAR, MAKASSAR — Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Sulsel menggelar pertemuan bulanan yang membahas isu stunting dan kontrasepsi di Gedung Graha Pena Makassar, Sabtu, 14 September 2024.
Pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah organisasi wanita ini menekankan pentingnya membangun perempuan kreatif, berdaya, dan berkarya, serta mendorong perempuan untuk bersuara dalam berbagai isu.
Ketua BKOW Sulsel, Prof Apiaty K Amin Syam, mengatakan, BKOW memiliki keinginan untuk membangun wanita yang kreatif, penuh inovasi, berdaya, dan berprestasi.
“Tugas kita sebagai perempuan dalam organisasi BKOW adalah mampu menyuarakan kepentingan-kepentingan perempuan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, BKOW secara rutin mengadakan pertemuan bulanan atau silaturahmi dengan tema yang berbeda dan berfokus pada kepentingan perempuan.
“Mudah-mudahan dengan pertemuan ini, perempuan di Sulsel dapat berekreasi. Menambah inovasi dan karya-karyanya serta keinginan, dan pendapat mereka juga akan direalisasikan,” sambungnya.
Pertemuan bulanan BKOW kali ini membahas isu stunting dan kontrasepsi. Apiaty mengungkapkan kekhawatirannya terhadap UU Kesehatan Nomor 2824 yang dinilai dapat merusak moral anak-anak.
“Banyak lembaga Islam yang menolak UU ini karena dianggap memudahkan anak-anak untuk berzina dengan menggunakan alat kontrasepsi,” jelasnya.
Apiaty juga menyoroti bahwa stunting bukan hanya masalah gizi, tetapi juga masalah moral. “Jika moral anak-anak tidak baik, mereka akan menjadi generasi penerus yang tidak berakhlak,” tegasnya.