FAJAR, MAROS-Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari akhirnya angkat bicara usai maraknya tudingan narkotika sebagai dugaan penyebab dirinya dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) pada hasil tes kesehatan calon Wakil Bupati Maros Sabtu, 7 September lalu.
“Sebelumnya saya memohon maaf kepada masyarakat Maros karena beberapa hari ini saya telah membuat kegaduhan,” katanya saat menggelar Pressconference di Yello Cafe Minggu, 15 September.
Dia menjelaskan jika beberapa bulan terakhir ini dirinya tengah mengalami permasalahan keluarga. Sehingga ia mengonsumsi obat tidur agar bisa beristirahat ditengah padatnya kegiatan.
“Jadi masalah keluarga ini yang berefek terhadap tes kesehatan saya sehingga dinyatakan TMS,” akunya.
Awalnya, saya sempat marah dan kesal, tapi alhamdulillah keluarga besar, anak-anak dan teman-teman terus ada disamping saya dan memberi dukungan, sambungnya.
“Setelah dinyatakan TMS, saya akan akan menghabiskan sisa masa jabatan saya sebagai wakil bupati Maros sampai Februari nanti setelah pelantikan Bupati dan Wakil Bupati. Semoga disisa waktu itu saya masih bisa berkarya untuk masyarakat Maros. Sekali lagi maaf atas kegaduhan yang terjadi beberapa hari ini,” katanya .
Dijelaskan Hati sapaan akrab Suhartina, sebelum pengumuman TMS itu, ia bertolak ke Jakarta Kamis malam, 5 September lalu dalam rangka perjalanan dinas.
“Saya ingin menghadiri kegiatan Kementerian Perhubungan pada hari Jumat di Jakarta. Jadi saya berangkatnya (ke Jakarta, red) itu Kamis malam,” katanya.
Saya ke Jakarta bukan karena ingin melarikan diri seperti informasi yang beredar, lanjutnya.
“Tapi saya ke Jakarta dalam rangka perjalanan dinas dengan membawa dua asisten dan dua anak kecil saya yang saat itu salah satunya sedang sakit,” jelasnya.
“Sabtu subuh, Bupati Maros tiba di Jakarta. Dan Sabtu pagi saya menerima pemberitaan kalau saya TMS, yang terima dari KPU itu LO dan Muhammad Danial (Anggota DPRD Maros Partai Golkar, red),” ungkapnya.
Tiba-tiba TMS muncul, saya sempat pertanyakan lewat telpon ke LO. Penyebab TMS nya apa? Ternyata keluarnya dari BNN karena narkotika.
“Terus terang sebelumnya juga, waktu kita mau tes kesehatan itukan sudah di assesmen bahwa ibu dalam satu minggu dan satu bulan ini mengonsumsi obat apa,” katanya.
Diakuinya 6 bulan terakhir ini, persoalan rumah tangganya membuat dirinya agak kesulitan tidur.
“Permasalahan rumah tangga saya membuat saya agak sedikit melow. Itu membuat saya ada terganggu dari sisi kesehatan dan tidurnya. Jadi saya sebenarnya mengonsumsi obat tidur, karena saya tidak bisa tidur kalau kepikiran itu dan besoknya harus tampil paripurna di depan umum. Itu yang perlu saya imbangi dengan tidur dan obat tidur itu saya dapat dari Kepala RSUD salewangang (RSUD dr La Palaloi, red), dr Sinar,” jelasnya
Bahkan saat assesmen dirinya juga sempat menyampaikan stelah semuanya selesai ia sempat diinfus obat tidur.
“Saya sempat tidur 10 jam setelah diinfus obat tidur oleh dokter RSUD Salewangang,” katanya.
Selanjutnya, sehari sebelum deklarasi ia juga sempat mengonsumi obat flu, Rhinos.
“Dan itu saya dapat dari Kepala Dinas Kesehatan. Jadi saya sudah sampaikan kalau semua obat itu dari dokter rumah sakit salewangang dan kepala dinas kesehatan. Nah kemungkinan saat pemeriksaan kesehatan ada zat adiktif ini yang muncul saat tes kesehatan” jelasnya.
Saat ditanyai mengapa melakukan pemeriksaan ulang di BNN DKI Jakarta, ia mengaku ingin memperjelas zat apa yang ada di dalam tubuhnya.
“Itu mau saya perjelas, narkotika apa yang ada di darah saya. Sebenarnya sempat ke RS tapi katanya disini yang periksa BNN provinsi sehingga tidak akan sama pembandingnya kalau RS. Karena kebetulan saya di Jakarta saya ditemani dua asisten saya memeriksakan diri ke BNN DKI. Dan hasilnya negatif,” akunya.
Surat keterangan hasil pemeriksaan narkotika Suhartina dengan hasil negatif pun sempat beredar di media sosial.
Ada dua dokter pemeriksa dalam surat itu yaitu dr Ruth Adrian Melany dan Dwicahyanti Utama.
Hasilnya, mereka menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda Suhartina menggunakan narkotika.
Menyoal dipilihnya Muetazim Mansyur untuk menggantikan dirinya, menurutnya itu adalah keputusan yang telah di pertimbangkan cukup panjang.
“Itu sudah menjadi pilihan bupati, pasti ada hal yang lebih baik dan lebih bagus, semoga bisa membawa Maros lebih baik kedepannya. Mudah mudahan bisa menjaga Maros,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengimbau masyarakat Maros untuk datang ke TPS 27 November mendatang untuk menggunakan hak pilihnya.
Setelah tak lagi menjabat wakil bupati nantinya, Ibu lima anak ini mengaku akan kembali menjadi pengusaha.
“Ya sebelumnya kan background orang tua kami memang pengusaha. Jadi kemungkinan saya akan kembali jadi pengusaha,” pungkasnya.(rin)